Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,12 persen di kuartal II 2025 secara yoy. Yang paling mencuri perhatian, Sulawesi dan Jawa muncul sebagai dua wilayah dengan pertumbuhan tertinggi, memimpin laju ekonomi nasional.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/8/2025). "Secara spasial dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Sulawesi dan Jawa," kata Edy.
Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi tercatat mencapai 5,83 persen, sementara Jawa berada sedikit di bawahnya dengan 5,24 persen. Angka-angka ini menunjukkan bagaimana dua pulau ini menjadi lokomotif utama yang menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
Edy Mahmud menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi dan Jawa paling besar ditopang oleh industri pengolahan.
Di Jawa, sumber pertumbuhan utama berasal dari industri pengolahan, perdagangan, dan infokom. Kontributor terbesarnya datang dari DKI Jakarta dan Jawa Timur yang menjadi pusat industri dan perdagangan.
Di Sumatera, sumber pertumbuhan utama juga tak jauh dari industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan, dengan Sumatera Utara dan Riau sebagai motor penggerak utamanya.
Di Kalimantan, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,95% didukung oleh industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan, yang dimotori oleh Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
Pulau Bali dan Nusa Tenggara mencatat pertumbuhan sebesar 3,73 persen. Sumber pertumbuhannya didominasi oleh sektor pariwisata, yaitu akomodasi dan makan minum, disusul industri pengolahan dan perdagangan.
Pulau Maluku dan Papua tumbuh sebesar 3,33 persen. Wilayah ini mengandalkan industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian sebagai sumber pertumbuhan utamanya.
Baca Juga: Bulu Mata Kiri Jatuh Pertanda Baik atau Buruk? Ini Penjelasan Menurut Primbon dan Medis
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year-on-year) di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Angka pertumbuhan ini melampaui ekspektasi banyak pihak dan menjadi sinyal kuat bahwa fondasi ekonomi Indonesia masih sangat kokoh.
"Ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II 2025 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.947 triliun. Atas dasar harga konstan sebesar Rp3.396,3 triliun, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025 bila dibandingkan dengan triwulan II 2024 atau secara year-on-year tumbuh sebesar 5,12%," kata Edy.
Tak hanya itu, kinerja ekonomi Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Edy Mahmud mencatat, jika dibandingkan kuartal I 2025 (quarter-to-quarter), pertumbuhan ekonomi melonjak sebesar 4,04 persen.
Angka ini mengindikasikan adanya momentum akselerasi ekonomi yang sangat positif. Setelah sempat melambat di beberapa kuartal sebelumnya, pertumbuhan 5,12% ini bisa jadi menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir. Hal ini menunjukkan efektivitas kebijakan pemerintah dalam menstimulus perekonomian, serta ketahanan sektor-sektor kunci dari guncangan eksternal.
Meskipun BPS belum merilis data perinci mengenai sektor-sektor mana saja yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ini, dapat diprediksi bahwa sektor konsumsi domestik dan investasi memiliki peran krusial.