Kiprah Pertamina ke Pelosok Negeri, Bangun Kampung Adat Malasigi Papua jadi Berdikari Energi

Selasa, 05 Agustus 2025 | 16:22 WIB
Kiprah Pertamina ke Pelosok Negeri, Bangun Kampung Adat Malasigi Papua jadi Berdikari Energi
Kiprah Pertamina ke Pelosok Negeri, Bangun Kampung Adat Malasigi Papua jadi Berdikari Energi. (Dok: Pertamina)

Suara.com - Data Kementan mengungkap, setiap tahun lebih dari 100 ribu lahan pertanian berubah fungsi. Sebagian beralih rupa menjadi perumahan, pertokoan, dan lainnya. Ini menjadi salah satu pemicu merosotnya produksi padi dari 59,7 juta ton pada 2017 menjadi 54,3 juta ton pada 2022.

Tantangan serupa dihadapi masyarakat Kampung Adat Malasigi, distrik Klayili, Kabupaten Sorong. "Alih fungsi lahan, ditambah keterbatasan infrastruktur dan akses terhadap kebutuhan dasar, mengancam keberlangsungan hidup kami di Kampung Adat Malasigi yang terdiri dari 54 orang masyarakat adat Moi Kelim," ujar Absalom Dominggus Kalami, warga setempat.

Untuk itu, PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina EP Papua Field bermitra dengan warga Malasigi menghadirkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari (DEB). Program ini mengenalkan pemanfaatan energi terbarukan untuk mendorong peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan di pedesaan.

"Melalui bantuan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pelatihan dari Pertamina, kami mengolah air sungai menjadi air bersih. PLTS menggerakkan pompa untuk mengalirkan sumber mata air yang berjarak kurang lebih 800 meter dari lokasi penyaringan. Sehingga masyarakat bisa mendapat air bersih sekitar 15 liter per dua hari," ujar Absalom.

Melalui program DEB Pertamina, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Belempe mengelola aktivitas Kampung Malasigi yang terintegrasi dengan unit usaha lain. Seperti bird watching dalam ekowisata minat khusus, perkebunan agroforestry, pengolahan keripik pisang, dan anyaman noken Belempe.

"Penggunaan PLTS yang berkapasitas 8,7 kwp dengan baterai 10 kwh, dapat mengurangi beban biaya kebutuhan air bersih sekitar 36 juta rupiah per tahun. Dengan menggunakan pompa air elektrik yang lebih rendah karbon, serta dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan aktivitas ekowisata," ungkap Absalom.

Pemanfaatkan PLTS selain menghemat biaya, juga mampu menurunkan emisi karbon hingga 9,022 ton CO2eq. Dampaknya, program DEB mendorong lahirnya usaha baru warga yaitu noken, kripik pisang dan ekowisata. Sehingga meningkatkan produktifitas dan pendapatan LPHK Belempe dari 1 juta menjadi 4 juta per bulan, serta mengurangi angka pengangguran. Juga memberdayakan 58 jiwa kelompok rentan serta mendorong kreativitas dalam mengelola hutan secara berkelanjutan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Desa Energi Berdikari memberikan solusi energi terbarukan untuk membangun kemandirian pedesaan. "Saat ini, terdapat 173 program DEB yang berjalan dan tersebar di seluruh Indonesia. 70 persennya berada di luar pulau Jawa sebagai upaya pemerataan pembangunan hingga ke pelosok negeri," jelas Fadjar.

"Dari 173 program yang sudah berjalan, 45 DEB sudah masuk dalam tahap mandiri. Di kampung adat Malasigi, salah satu kriterianya diukur dengan kepuasan masyarakat dan amplifikasinya, yaitu tingkat kepuasan masyarakat mencapai 90%. Terdapat 40 individu penerima manfaat langsung dan 200 individu penerima manfaat tidak langsung, memiliki 8 publikasi program serta menerima 6 penghargaan," kata Fadjar.

Baca Juga: Duar...!!! Sumur Minyak Pertamina di Subang Meledak, Detik-detik Ledakan Bikin Warga Panik!

Program Desa Energi Berdikari Pertamina di Kampung Adat Malasigi Kabupaten Sorong, mendukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo - Gibran yakni mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Juga meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan,serta membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. ***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI