Tak Jelas Cara Kerja Payment ID? Mulai 17 Agustus 2025 Semua Transaksi Keuanganmu Dipantau

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 06 Agustus 2025 | 11:24 WIB
Tak Jelas Cara Kerja Payment ID? Mulai 17 Agustus 2025 Semua Transaksi Keuanganmu Dipantau
Ilustrasi cara kerja Payment ID (freepik)

Uji coba ini menjadi langkah awal dari rangkaian panjang implementasi Payment ID secara nasional.

Setelah uji coba selesai, tahap implementasi bertahap akan dilakukan mulai 2026, dengan keterlibatan lembaga keuangan dan pemerintah daerah.

Targetnya, Payment ID akan diadopsi secara nasional dalam fase BI-led pada 2027, dan dilanjutkan dengan fase integrated-led pada 2029 yang mencakup kolaborasi penuh antara berbagai instansi, termasuk Dukcapil, DJP, dan BPS.

Jika semua berjalan lancar, maka Anda sebagai warga negara akan dapat menggunakan Payment ID untuk mengakses layanan keuangan secara lebih mudah, aman, dan terintegrasi dalam satu identitas digital.

Manfaat Payment ID

Salah satu manfaat utama dari Payment ID adalah menyederhanakan proses verifikasi dalam layanan keuangan.

Anda tidak perlu lagi mengunggah berbagai dokumen atau mengisi formulir panjang saat ingin membuka rekening, mengajukan pinjaman, atau menerima bantuan sosial.

Cukup dengan Payment ID, semua informasi yang dibutuhkan dapat diakses oleh lembaga terkait secara otomatis, selama Anda memberikan persetujuan.

Ini tentu sangat memudahkan, terutama bagi masyarakat yang belum terlalu familiar dengan proses administratif digital.

Selain itu, Payment ID juga membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan fiskal dan moneter yang lebih akurat.

Baca Juga: Kolaborasi BI, Malaysia, dan Thailand Kurangi Penggunaan Dolar AS, Begini Strateginya

Dengan data transaksi yang terintegrasi, pemerintah bisa mengetahui pola konsumsi, pendapatan, dan kebutuhan masyarakat secara real-time.

Kekhawatiran Masyarakat Terkait Payment ID

Meski menawarkan banyak manfaat, kehadiran Payment ID juga menimbulkan sejumlah kekhawatiran dari masyarakat, terutama terkait privasi dan keamanan data pribadi.

Banyak yang mempertanyakan bagaimana data mereka akan disimpan, siapa saja yang memiliki akses, dan apakah ada risiko kebocoran informasi.

Mengingat sistem ini berbasis data sensitif seperti NIK dan NPWP, sebagian masyarakat khawatir Payment ID bisa digunakan untuk mengawasi aktivitas finansial secara berlebihan atau bahkan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selain isu privasi, tantangan lainnya adalah kesenjangan literasi digital. Tidak semua orang, terutama di wilayah terpencil atau kalangan lanjut usia, memiliki pemahaman dan akses yang cukup terhadap sistem digital seperti Payment ID.

Ini bisa menyebabkan ketimpangan dalam akses layanan keuangan, jika tidak diimbangi dengan program edukasi dan pendampingan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI