Bahlil Sebut Pasokan Gas RI Melimpah, Tapi Tahan Ekspor

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 16:13 WIB
Bahlil Sebut Pasokan Gas RI Melimpah, Tapi Tahan Ekspor
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia/(Suara.com/Achmad Fauzi).

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut Indonesia masih masih belum membutuhkan impor gas. Sebab, pasokan gas di dalam negeri masih melimpah.

Adapun, produksi gas pada semester I 2025 mencapai 1.199,7 MBOEPD. Raihan itu telah melampui target APBN sebesar119 persen dari target APBN 2025 sebesar 1.005 MBOEPD.

Menurutnya, sebagain dari produksi gas itu digunakan untuk kebutuhan industri dalam negeri. Bahlil memaparkan, kebanyakan produksi gas kebanyakan untuk hilirisisasi.

"Kok, kenapa kita nggak impor gas? Kok pertanyaannya suka impor banget ya? Gitu lho. Nah ini bapak ibu semua, dari total, dari total yang kita punya itu, ya domestik, domestik itu termasuk hilirisasi ya, itu sebesar 69 persen. Di breakdown seperti ini, hilirisasi 38 persen, ini untuk pupuk, untuk macam-macam," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).

"Untuk kaca, untuk pabrik macam-macam itu. Nah hilirisasi ini kan melahirkan tiga. Ada nilai tambahnya dalam negeri, menghemat jahisa kita, neraca pedagang kita jaga, kemudian PPN, PPH, PPH pasal 21, kemudian bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di daerah ketika pabrik itu dibangun di mana," sambung Bahlil.

Pembangunan pipa gas Senipah - Balikpapan dinilai sebagai salah satu langkah krusial yang harus didukung.
Pembangunan pipa gas Senipah - Balikpapan dinilai sebagai salah satu langkah krusial yang harus didukung.

Sementara, sambungnya, sisa pasokan gas sebesar 31 persen ini digunakan untuk ekspor. Bahlil mengakui, pemerintah memang tengah mengerem ekspor gas.

Hal ini merupakan perintah dari Presiden Prabowo Subianto, di mana pasokan gas yang di eksplorasi dalam negeri untuk kebutuhan dalam negeri.

"Nah memang kemarin banyak hal yang menjadi diskusi, kenapa kita menahan sebagian ekspor? Karena kami ingin menahan neraca komoditas kita. Perintah Bapak Presiden adalah memanfaatkan semaksimal mungkin seluruh produk-produk dalam negeri untuk kebutuhan dalam negeri," ucapnya.

Namun hikmahnya, tambah Bahlil, hingga saat ini Indonesia belum menyentuh impor gas. Sebab, diklaimnya pemerintah jago untuk mengelola produksi hingga kebutuhan dalam negeri.

Baca Juga: Bahlil: Sumur Rakyat Bukan Temuan Baru!

"Sampai dengan hari ini, belum pernah kita impor gas. Sampai dengan hari yang saya bicara ini. Jadi kita masih mampu mengelola antara komitmen kita dari luar negeri dengan konsumsi dalam negeri," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI