Suara.com - Rencana pemerintah meluncurkan berbagai stimulus untuk Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 justru menuai kritik tajam. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai kebijakan ini 'aneh' dan tidak akan efektif mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
INDEF bahkan pesimistis pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun bisa menembus angka 5%.
Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listiyanto, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III diperkirakan masih di bawah 5% karena minimnya momentum. Sementara di kuartal IV, pertumbuhan bisa mencapai 5% dengan satu syarat: stimulus harus dikeluarkan jauh-jauh hari, bahkan mulai sekarang.
"Artinya jangan kemudian baru mau Natal, baru kemudian melakukan banyak stimulus. Stimulusnya harus dimulai dari, bahkan kalau perlu dari sekarang untuk nanti begitu triwulan IV itu biasanya lebih tinggi, bagaimana orang bisa memanfaatkan Natal dan libur Tahun Baru itu secara lebih optimal. Jadi mereka tidak hanya pulang, tapi juga belanja," ungkap Eko kepada wartawan di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (14/8/2025).
INDEF meramalkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akan tetap berada di bawah 5%. Hal ini karena pemerintah sering kali menggelontorkan anggaran untuk stimulus yang disebar ke banyak aspek, alih-alih fokus pada sektor-sektor kunci.
Eko Listiyanto berpendapat, idealnya stimulus pemerintah mestinya diberikan untuk tiga aspek utama saja seperti memperbaiki daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan menjaga stabilitas harga.
Namun, menurutnya, sejauh ini stimulus yang diberikan pemerintah masih belum tepat sasaran.
"Kadang-kadang stimulusnya ke aneh-aneh, liburan dikasih stimulus, ya, memang bisa meningkatkan ekonomi, tapi tidak berkelanjutan. Tapi kalau yang bisa menciptakan lapangan kerja langsung, misalkan industri yang dikasih stimulus, akan berdampak berbeda. Ekonomi akan beda. Terus kemudian stabilitas harga," kritik Eko.
Asal tahu saja pemerintah tengah menyiapkan stimulus ekonomi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Dia berharap kebijakan tersebut bisa diumumkan lebih awal agar masyarakat memiliki waktu cukup untuk merencanakan perjalanan akhir tahun.
Baca Juga: Namamu Adit, Ayu, atau Rizky? Siap-Siap Dapat Diskon Spesial HUT RI di Restoran-Restoran Ini
"Kami semuanya sedang menggodok untuk stimulus di sekitar liburan Nataru. Ini akan dilakukan juga nanti semoga bisa diumumkan lebih cepat sehingga masyarakat bisa melakukan planning," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (5/8/2025).
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah sebelumnya telah menyalurkan stimulus pada masa libur sekolah dan hari besar keagamaan. Dukungan itu diberikan melalui berbagai insentif, seperti diskon tarif transportasi dan penurunan PPN.
langkah tersebut terbukti mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat, yang tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,97 persen dan inflasi yang tetap terkendali di 2,18 persen pada kuartal II-2025.
"Pada masa libur sekolah dan hari besar keagamaan telah mampu untuk menstimulus perekonomian melalui insentif maupun signaling dari pemerintah dan support dari APBN," paparnya.