Privatisasi dan Pergantian Kepemilikan Pemerintah tidak berniat mempertahankan BCA sebagai BUMN. Proses divestasi dimulai pada tahun 2000 dengan penjualan saham perdana (IPO) ke publik.
Proses pelepasan saham terus berlanjut hingga puncaknya pada tahun 2002, ketika Farindo Investment (Mauritius) Limited mengambil alih 51 persen saham BCA melalui proses tender. Pada tahun 2005, sisa saham milik pemerintah dilepas sepenuhnya ke investor swasta, mengakhiri era kepemilikan negara.
BCA di Bawah Kendali Keluarga Hartono
Sejak proses privatisasi, BCA berada di bawah kendali Grup Djarum. Saat ini, pemegang saham mayoritasnya adalah PT Dwimuria Investama Andalan, sebuah perusahaan yang berafiliasi dengan Grup Djarum.
Perusahaan ini menguasai 54,94% saham BCA, yang dimiliki oleh dua bersaudara, Robert Budi Hartono dan Michael Hartono. Kedua nama ini merupakan langganan dalam daftar orang terkaya di Indonesia, dan bisnis mereka meluas dari rokok ke berbagai sektor seperti elektronik, televisi, keuangan, dan media.
Di bawah manajemen yang solid dan inovasi tiada henti, BCA berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank swasta terbesar dan paling menguntungkan di Indonesia.
Namun, dengan desakan dari ekonom seperti Sasmito Hadinegoro, isu historis terkait skandal BLBI dan proses privatisasi bank ini kembali menjadi sorotan publik.
Kontributor : Rizqi Amalia
Baca Juga: Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo