- Bos Agrinas Pangan Nusantara Sebut Telah Mendapat Pasokan Anggaran
- Joao Mota Tak Merinci Jumlah Anggaran yang Didapat
- Joao Mota Siap Sedia Kembali Menjadi Dirut Jika Pengunduran Diri Ditolak
Suara.com - Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), Joao Angelo De Sousa Mota atau Joao Mota mengaku telah mendapat anggaran dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Sayangnya, Joao Mota belum merinci berapa anggaran Agrinas Pangan Nusantara untuk operasional.
Sebelumnya, belum ada anggaran hingga proses berbelit-belit menjadi salah satu pertimbangan Joao Mota untuk mundur menjadi Direktur Utama Agrinas Pangan Nusantara.
"Sudah ada (anggaran). Saya belum cek. Nanti saya cek lagi anggarannya," ucapnya.
![Ilustrasi Gedung Wisma Danantara Indonesia. [Dokumentasi Danantara].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/04/58180-wisma-danantara.jpg)
Di sisi lain, keputusan Joao Mota untuk mundur masih terganjal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 20 September 2025.
Namun, jika hasil RUPS tidak disepakati kemundurannya, maka Joao Mota tetap akan menerima kembali menjadi Direktur Utama Agrinas Pangan Nusantara.
"Ya nanti kita pertimbangkan apa yang harus kita lakukan demi kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar. Kalau saya harus tetap ya saya pasti bersedia untuk berkorban dan mengabdi kepada Bapak untuk bangsa dan negara," imbuhnya.
Sebelumnya, Joao Mota menyebut proses bisnis yang berjalan untuk kedaulatan pangan belum lancar. Terlebih dari proses birokrasi dari induk usaha BPI Danantara yang masih berbelit-belit.
"Kondisi pangan ini adalah ultima ratio, itu keadaan yang sangat kritis yang harusnya teman-teman dari Danantara dibentuk sebagai suatu badan baru untuk mempercepat atau mempersingkat proses-proses kegiatan yang sifatnya lebih kepada bisnis, bukan lagi menjadi birokrasi-birokrasi yang membangun suatu birokrasi yang sangat panjang, berbelit-belit yang hampir tidak mungkin kita wujudkan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Bahkan, Joao menyebut, untuk menjalankan suatu program pangan, dirinya perlu menyertakan studi kelayakan atau Feasibility Studi (FS) berkali-kali.
Baca Juga: Belum Resmi Mundur, Joao Mota Masih Jadi Bos Agrinas Pangan Nusantara
"Itulah birokrasi-birokrasi yang masih tetap dipertahankan dan dipraktikkan di dalam Danantara sehingga sampai hari ini pun kami masih dimintakan lagi FS yang sampai hari ini mungkin sudah ketiga atau keempat kali yang kami serahkan," ucapnya.