-
Garuda bernegosiasi pembelian pesawat Boeing ikuti kunjungan Presiden AS
-
Rencana pembelian 50 pesawat Boeing adalah bagian restrukturisasi Garuda
-
Tahun 2025, Garuda berencana menambah tujuh pesawat dari produsen Boeing
Suara.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tengah melakukan negosiasi pembelian pesawat dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing.
Hal ini setelah, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani ikut dalam rombongan Presiden RI Prabowo Subianto yang berkunjung ke AS.
"Jadi, untuk keperluan kerja sama jangka panjang inilah Bapak Direktur Utama kami hari ini mendampingi Bapak Presiden Republik Indonesia dalam lawatan beliau ke Amerika Serikat untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada dari Boeing," ujar Direktur Niaga Garuda Reza Aulia Hakim ketika Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Dia menjelaskan, pembelian armada dari Boeing akan dilakukan secara bertahap, sambil menimbang potensi rute-rute yang akan dijalankan. Rencananya, pada tahun 2025 ini, bilang Reza, perseroan akan menambah 7 pesawat dari Boeing.
Adapun, pembelian pesawat ini bagian dari kesepakatan tarif resiprokal antara pemerintah AS dengan Indonesia, di mana ada klausul pembelian pesawat Boeing sejumlah 50 pesawat.
"Sebagaimana dipesankan oleh pimpinan di awal pertemuan Garuda Indonesia. Pertemuan Garuda Indonesia bersama-sama dengan pembandingan lain akan memastikan agar pembelian tersebut membawa keuntungan optimal baik secara strategis, operasional dan juga finansial," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Wamildan Tsani, pembelian sekitar 50 pesawat Boeing tersebut akan menjadi fondasi penguatan armada dan optimalisasi jaringan rute dalam kurun lima tahun ke depan.
"Pembelian pesawat tersebut merupakan salah satu langkah startegis jangka panjang dalam upaya penyehatan perseoan melalui transformasi bisnis dengan penguatan arma dan optimalisasi jaringan penerbangan dalam 5 tahun ke depan," kata Wamildan.
Sumber dana untuk pembelian tersebut disebut-sebut berasal dari dana restrukturisasi yang telah disetujui oleh Menteri BUMN dan RUPSLB pada 30 Juni 2025.Tak hanya itu, Garuda juga melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang berpotensi menjadi penyedia dana tambahan.
Baca Juga: Garuda Indonesia Stop Jalankan Rute Penerbangan yang Bikin Rugi
Rencana penambahan armada Boeing ini merupakan bagian dari restrukturisasi komprehensif Garuda Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan layanan maskapai, yang menurut pihak pengelola dianggap mengalami penurunan. Dengan armada yang lebih modern dan memadai, diharapkan Garuda bisa memperbaiki performa operasionalnya.
Selain itu, armada baru diharapkan mendukung optimalisasi jaringan rute domestik dan internasional, supaya perusahaan bisa melayani rute-rute strategis yang menguntungkan.