- Pencatatan SOON pada 17 September 2025 ini memberikan akses ke proyek Ethereum Layer 2 yang didukung teknologi Solana Virtual Machine (SVM).
- CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menyatakan bahwa listing SOON ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus menghadirkan inovasi blockchain terkini ke Indonesia.
- Data Bappebti menunjukkan, jumlah investor aset kripto di Indonesia telah mencapai 16,5 juta per Juli 2025, melonjak 4,11% hanya dalam satu bulan.
Suara.com - Industri aset kripto Indonesia makin seksi. Tokocrypto, salah satu bursa kripto mengumumkan pencatatan token Solana Optimistic Network (SOON), membuka pintu bagi investor lokal untuk menjajal teknologi blockchain mutakhir.
Langkah ini dinilai strategis seiring dengan tren pertumbuhan adopsi kripto di Tanah Air yang semakin pesat.
Pencatatan SOON pada 17 September 2025 ini memberikan akses ke proyek Ethereum Layer 2 yang didukung teknologi Solana Virtual Machine (SVM). Dengan arsitektur uniknya, SOON diklaim mampu memproses transaksi hingga 50 kali lebih cepat dari sistem konvensional, menawarkan skalabilitas dan interoperabilitas lintas rantai yang mulus.
Tak hanya cepat, SOON juga menghadirkan inovasi Super Adoption Stack (SAS) yang sudah mendukung lebih dari 20 proyek terkemuka. Fitur unggulan lainnya adalah SOL x TON Bridge, yang telah mencatat volume transaksi harian tertinggi mencapai USD1,2 juta. Hal ini menunjukkan utilitas SOON bukan sekadar wacana.
Keberhasilan ini menarik perhatian investor global. SOON baru saja meraih investasi strategis senilai USD5 juta dari Jump Crypto, Amber Group, dan sejumlah angel investor ternama. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur, ekspansi ke sektor aset dunia nyata (Real-World Asset/RWA), dan memperluas produk copy-trading.
CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menyatakan bahwa listing SOON ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus menghadirkan inovasi blockchain terkini ke Indonesia. "Dengan teknologi modular rollup dan kemampuan cross-chain, SOON akan memberikan pengalaman baru bagi pengguna sekaligus membuka lebih banyak peluang adopsi web3 di Indonesia," ujar Calvin dalam keterangan resminya, Jumat (26/9/2025).
Langkah Tokocrypto ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan pasar kripto Indonesia. Menurut laporan Chainalysis, Indonesia mencatat lonjakan adopsi hingga 103% secara tahunan, menjadikannya peringkat kedua tertinggi di Asia Pasifik.
Data Bappebti menunjukkan, jumlah investor aset kripto di Indonesia telah mencapai 16,5 juta per Juli 2025, melonjak 4,11% hanya dalam satu bulan. Nilai transaksi pun ikut meroket 62,36% dari Juni ke Juli, mencapai Rp52,46 triliun. Secara kumulatif, total nilai transaksi di sepanjang tahun 2025 sudah menyentuh Rp276,45 triliun.
Baca Juga: Prospek Investasi Properti di Utara Jakarta Naik, Kini Jadi Incaran Investor