-
Laba bersih bank-only BBRI pada Agustus 2025 tercatat Rp4 triliun, meningkat 6% MoM, tetapi secara kumulatif 8M25 laba bersih turun 9,9% YoY menjadi Rp32,6 triliun, terutama didorong oleh peningkatan substansial pada biaya kredit (provisi).
-
Provisi meningkat tajam 34% YoY, menyebabkan biaya kredit kumulatif (CoC) selama 8M25 naik 80 bps YoY menjadi 3,3%, melampaui target konsolidasi yang ditetapkan.
-
Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Net Interest Margin (NIM) relatif terjaga, namun pertumbuhan kredit melambat (5,8% YoY) dan berada di bawah target, sementara DPK tumbuh lebih kuat (9% YoY), terutama didukung oleh Tabungan Berjangka dan Giro.
Dana Pihak Ketiga (DPK): Tumbuh lebih kuat sebesar 0,9% MoM, 8,1% YTD, dan 9% YoY. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh
Tabungan Berjangka (Time Deposit/TD) yang tumbuh 15% YTD dan Giro (Current Account/CA) yang tumbuh 11% YTD, sementara Tabungan (Saving Account/SA) relatif stagnan (1% YTD).
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (Loan-to-Deposit Ratio/LDR) tetap stabil di angka 87%. Kinerja ini menunjukkan bahwa meskipun BBRI berhasil menjaga basis pendanaan, tantangan utama ke depan adalah menekan biaya kredit di tengah pertumbuhan kredit yang melambat untuk mengembalikan profitabilitas ke level yang lebih optimal.