-
IHSG dibuka melemah 0,52 persen mengikuti penurunan tajam Wall Street.
-
Pelemahan dipicu meningkatnya kembali ketegangan dagang AS dan China.
-
Harga emas dunia kembali sentuh USD 4.000, dorong aset safe haven
Data Consumer Sentiment Index (CSI) yang dirilis University of Michigan tercatat di level 55,0 pada Oktober, sedikit turun dari 55,1 di bulan sebelumnya, tetapi masih lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 54,2. Sementara itu, Current Economic Conditions Index (CECI) naik ke 61,0 dari 60,4, dan Consumer Expectation Index (CEI) melemah ke 51,2 dari 51,7.
Ekspektasi inflasi satu tahun ke depan juga turun dua bulan berturut-turut menjadi 4,6 persen dari 4,7 persen di September, memberikan sedikit sinyal meredanya tekanan harga.
Dari pasar komoditas, harga emas dunia kembali menembus level psikologis USD 4.000 per ons, memperpanjang reli kenaikan selama delapan minggu berturut-turut, seiring meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik global.
Beberapa saham juga menjadi sorotan hari ini, antara lain PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang mencatat penurunan laba bersih 21,79 persen menjadi Rp 328,78 miliar pada semester I 2025, PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) yang akan melakukan private placement sebesar 1,11 miliar lembar saham, serta PT Sinarmas Agro Tbk (SMAR) yang membukukan kenaikan laba bersih 94,97 persen menjadi Rp 825,38 miliar.
Secara teknikal, Phillip Sekuritas memberikan rekomendasi trading buy untuk saham DSSA dan PEVE, sementara saham DATA disarankan sell on strength setelah mencapai target kedua di level 5.225, naik 29,28 persen.