IHSG Merah di Awal Sesi, Analis Prediksi Bearish di Tengah Ketegangan AS-China

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 13 Oktober 2025 | 09:16 WIB
IHSG Merah di Awal Sesi, Analis Prediksi Bearish di Tengah Ketegangan AS-China
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • IHSG dibuka melemah 0,52 persen mengikuti penurunan tajam Wall Street.

  • Pelemahan dipicu meningkatnya kembali ketegangan dagang AS dan China. 

  • Harga emas dunia kembali sentuh USD 4.000, dorong aset safe haven

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meloyo di awal perdagangan, Senin 13 Oktober 2025. IHSG dibuka di zona merah ke level 8.169.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG juga masih memerah ke level 8.215 atau menurun 0,52 persen.

Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,88 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,56 triliun, serta frekuensi sebanyak 261.900 kali.

Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 121 saham bergerak naik, sedangkan 436 saham mengalami penurunan, dan 399 saham tidak mengalami pergerakan.

Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, ANTM, ASPI, AYLS, CDIA, COCO, CUAN, DATA, EMAS, GULA, ICBP, MLPT, MPRO.

Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AALI, CASS, CBDK, CBRE, DNET, DSSA, DWGL, EDGE, FILM, INKP, ITMG, JSPT.

Proyeksi IHSG

IHSG diperkirakan bergerak bearish pada perdagangan Senin (13/10/2025), dengan level support di 8.040 dan resistance di 8.325, menurut riset harian Phillip Sekuritas Indonesia.

Pelemahan bursa Asia pagi ini turut mengikuti jejak penurunan tajam di Wall Street akhir pekan lalu, seiring meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas.

Baca Juga: Crazy Rich Borong Saham CBRE? Transaksi 200 Miliar, Nama Andry Hakim Mencuat

Phillip Sekuritas mencatat, sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 2,73 persen, sementara S&P 500 turun 2,43 persen dan NASDAQ melemah 2,53 persen.

Ketegangan kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif besar-besaran terhadap barang-barang asal Tiongkok melalui unggahan di platform Truth Social, Jumat lalu.

Trump menuduh Presiden Tiongkok Xi Jinping bersikap bermusuhan dengan mengirimkan surat ke sejumlah negara yang menyebut Tiongkok akan memperketat kontrol ekspor atas elemen produksi terkait tanah jarang (rare earth).

Langkah itu memicu respons keras dari Beijing. Pemerintah Tiongkok menambah biaya pelabuhan untuk kapal asal AS, membuka investigasi anti-monopoli terhadap Qualcomm, serta menghentikan pembelian kedelai dari Amerika.

Pada Minggu, Pemerintah China menegaskan bahwa AS harus berhenti mengancam dengan tarif baru dan mendorong dilanjutkannya negosiasi perdagangan. Namun, Beijing juga memperingatkan bahwa mereka tidak akan ragu untuk membalas jika Washington tetap melakukan provokasi.

Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun lebih dari 9 basis poin ke level 4,06 persen, setelah data menunjukkan sentimen konsumen masih lemah akibat kekhawatiran terhadap pekerjaan dan inflasi tinggi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI