-
CEO Danantara klaim hemat Rp 8,3 triliun setelah hapus tantiem komisaris.
-
Kebijakan ini diambil setelah diskusi dengan Presiden Prabowo Subianto.
-
Danantara hapus tantiem karena studi kasus perusahaan di Asia Tenggara.
Suara.com - Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI) Danantara, Rosan Roeslani mengklaim telah menghemat dana hingga Rp 8,3 triliun dari kebijakan pangkas jumlah dan hapus tantiem komisaris BUMN.
Perhitungan itu Rosan dapat, jika jumlah BUMN mencapai 1.000 perusahaan dan masing-masing memiliki 5 komisaris.
"Jadi kita menghapus tantiem di Indonesia, 100 persen. Jadi kita memiliki 1.000 perusahaan, katakanlah setiap perusahaan punya 5 komisaris, jika dikali 1.000, maka ada 5 ribu komisaris. Tapi kita menghemat setiap tahun itu 500 juta dolar AS hanya dengan melakukan ini," ujar Rosan seperti dikutip Rabu (15/10/2025).
![Managing Director Chief Economist Danantara Reza Yamora Siregar mengatakan 15 BUMN Asuransi akan dipangkas dan disisakan 3 saja. Mayoritas punya kinerja bisnis buruk. Foto: Logo Danantara. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/30/68738-logo-danantara.jpg)
Menteri Investasi dan Hilirisasi ini menuturkan, sebelum adanya pengurangan, jumlah komisaris BUMN beserta anak-cucu bisa mencapai 14 komisaris.
Sehingga, dirinya berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi jumlah komisaris BUMN beserta anak-cucu.
"Karena mereka hanya melakukan rapat dengan direksi 1 kali per bulan. Bahkan di bank yang sudah memiliki operasional yang ketat, itu hanya satu kali dalam 3 bulan. Jadi saya bicara kepada Presiden, saya ingin mengurangi jumlah komisaris," katanya.
Rosan menyadari, kebijakan tantiem ini akan berdampak pendapatan para komisaris. Maka dari itu, sebelum mengeluarkan kebijakan, dirinya mengambil studi kasus dengan bertanya ke perusahaan pelat merah di Asia Tenggara.
Hasilnya, para perusahaan menyebut tidak ada pemberian tantiem kepada para komisaris.
"Ketika saya mengajukan, saya menyatakan kita harus menurunkan bonus komisaris. Karena bonusnya sekitar 45 persen dari bonus direktur. Dan saya sudah melakukan asesmen ke negara-negara ASEAN, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia," imbuhnya.
Baca Juga: Belum Ada Opsi, Bos Danantara Bingung Utang Kereta Cepat Jadi Polemik