Harga Emas Global Anjlok Parah, Apa Penyebabnya?

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 23 Oktober 2025 | 06:45 WIB
Harga Emas Global Anjlok Parah, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi emas (Unsplash)
Baca 10 detik
  • Harga emas di pasar spot anjlok 1,7% ke level sekitar US$4.054 per troy ounce.
  • Harga emas tertekan meski sempat menguat.
  • Penurunan ini disebut-sebut sebagai yang terdalam dalam sejarah perdagangan emas domestik.

Suara.com - Harga emas di pasar global tiba-tiba merosot tajam, mencapai titik terendah dalam hampir dua minggu terakhir.

Penurunan harga ini terjadi karena banyak investor mengambil keuntungan (profit taking) setelah emas mencetak rekor tertinggi, serta menjelang rilis data inflasi penting di Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan langkah kebijakan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS).

Berdasarkan data pasar, harga emas di pasar spot anjlok 1,7% ke level sekitar US$4.054 per troy ounce.

Padahal, sehari sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$4.381. Penurunan ini cukup mengejutkan mengingat harga emas sudah melonjak sekitar 57% sepanjang tahun ini berkat ketidakpastian politik global dan harapan penurunan suku bunga AS.

Kenapa Harga Emas Tertekan?

Harga emas sangat sensitif terhadap beberapa faktor ekonomi global, antara lain:

  • Penguatan Dolar AS: Nilai tukar Dolar AS (USD) yang menguat adalah pemicu utama. Karena emas dibeli dan dijual menggunakan Dolar, ketika nilai Dolar naik, emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan global melemah dan harga emas turun. Saat ini, Indeks Dolar AS (DXY) sedang menguat, mencapai level tertinggi dalam seminggu terakhir.
  • Profit Taking (Ambil Untung): Setelah harga emas melonjak tinggi dan mencetak rekor, banyak investor memilih menjual kepemilikan mereka untuk merealisasikan keuntungan. Aksi jual ini mendorong harga emas turun secara masif.
  • Kebijakan Suku Bunga The Fed: Emas tidak memberikan bunga. Jika The Fed berencana menaikkan atau mempertahankan suku bunga tinggi, investasi seperti obligasi (surat utang) yang memberikan bunga akan menjadi lebih menarik bagi investor, membuat mereka beralih dari emas. Sebaliknya, jika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik.
  • Optimisme Pasar dan Selera Risiko: Ketika pasar merasa optimis terhadap ekonomi global—misalnya karena membaiknya hubungan dagang antara AS dan Tiongkok—investor cenderung meninggalkan emas (aset aman) dan beralih ke aset yang lebih berisiko namun berpotensi memberikan untung lebih tinggi, seperti saham.
     

Penurunan harga emas dunia ini berdampak langsung pada harga emas di Indonesia. Rabu (22/10/2025) kemarin, harga Emas Antam dilaporkan turun tajam hingga Rp177.000 per gram.

Penurunan ini disebut-sebut sebagai yang terdalam dalam sejarah perdagangan emas domestik.

Harga emas lokal memang sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga internasional yang disesuaikan dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.

Baca Juga: Emas Langka di Pasaran! Antam Ungkap Penyebabnya

Secara teknis, para analis melihat bahwa tekanan jual pada emas masih kuat, dan ada kemungkinan harga emas global akan bergerak menuju level psikologis US$4.000.

Hal ini berarti emas tetap menjadi aset yang dicari (safe haven), dan potensi kenaikan harga masih dapat terjadi sewaktu-waktu jika muncul gejolak politik atau ekonomi yang besar.

Sementara itu, logam mulia lain seperti Perak juga turun, namun Platinum dan Paladium justru menunjukkan penguatan tipis.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI