- PT PP Presisi Tbk (PPRE) memperkuat daya saing melalui transformasi digital dan tata kelola pemasaran.
- PPRE meraih dua penghargaan pada BUMN Branding & Marketing Award 2025 sebagai pengakuan inisiatifnya.
- Perusahaan mencatat kontrak baru Rp 3,6 triliun hingga Kuartal III 2025, didominasi jasa pertambangan.
Suara.com - PT PP Presisi Tbk (PPRE) terus memperkuat strategi branding dan komunikasi perusahaan sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing di industri jasa konstruksi dan pertambangan.
Langkah ini dilakukan melalui penguatan tata kelola pemasaran, transformasi digital, serta konsistensi dalam membangun citra perusahaan yang adaptif terhadap kebutuhan pasar.
Direktur Utama PPRE, Rizki Dianugrah, menegaskam strategi branding bukan hanya soal identitas perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan mampu memberikan pengalaman dan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
"Perseroan komitmen dalam menjaga kualitas layanan dan meningkatkan daya saing perusahaan," ujarnya seperti yang dikutip, Minggu (7/12/2025).

Vice President Corporate Secretary PPRE, Mei Elsa Kembaren, menyampaikan bahwa transformasi digital menjadi fokus utama perusahaan dalam memperluas jangkauan komunikasi. Optimalisasi platform digital dinilai penting untuk menghadirkan pesan yang lebih cepat, akurat, dan sesuai kebutuhan publik.
Di tengah peningkatan strategi branding tersebut, PPRE juga berhasil mengukir prestasi melalui dua penghargaan pada ajang BUMN Branding & Marketing Award 2025, yakni kategori Best CMO Branding & Marketing – High Impact Operational Marketing Excellence, serta Transformation Brand & Marketing in Digital Era – Best Sustainable Branding Initiative.
Penghargaan tersebut menjadi pengakuan eksternal atas efektivitas strategi branding yang dijalankan perusahaan sekaligus menjadi dorongan bagi PPRE untuk terus memperkuat transformasi dan konsistensi komunikasi di era digital.
Kontrak Baru Melonjak
PPRE melaporkan kontrak baru senilai Rp 3,6 triliun hingga kuartal III tahun 2025. Angka ini menunjukkan perusahaan terus memperkuat posisi di sektor jasa pertambangan dan konstruksi.
Baca Juga: Emiten KEEN Menang Tender Garap PLTS Tobelo 10 MW
Rizki mengungkapkan ayoritas kontrak baru berasal dari segmen jasa pertambangan, yang dalam beberapa bulan terakhir mendominasi pendapatan perusahaan.
"Segmen jasa pertambangan terus menjadi motor utama pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas perusahaan," katanya.
Perusahaan mengaku terus mengejar peluang baru, terutama di proyek mineral seperti nikel dan bauksit, sejalan dengan kebijakan hilirisasi nasional.
PPRE juga mengoptimalkan portofolio alat berat dan efisiensi rantai pasok untuk mendukung daya saing harga dan percepatan tender.
Salah satu kontrak terbaru adalah proyek penyewaan alat berat dan dukungan operasional pertambangan nikel di kawasan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara — senilai Rp 150 miliar.
Kinerja keuangan PPRE juga membaik. Per kuartal III 2025, PPRE membukukan pendapatan bersih Rp 2,77 triliun dan laba bersih Rp 104,97 miliar.