-
Industri semikonduktor padat modal, butuh keahlian tinggi agar pekerja terserap.
-
Pekerja Indonesia perlu upskilling sebab industri semikonduktor butuh keahlian tinggi.
-
Persiapan keterampilan penting sambut industri ini agar pekerja lokal terserap.
Suara.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan adanya industri di RI yang sulit menyerap banyak tenaga kerja. Industri itu yakni, industri semikonduktor.
Dia menjelaskan, industri semikonduktor lebih mengarah ke sektor padat modal, yang justru membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus.
Adapun, industri semikonduktor itu berkaitan dengan desain chip, perakitan, pengujian, serta pengemasan chip-chip komputer.
![Ilustrasi ChatGPT suasana program pelatihan desain chip di Indonesia [Suara.com/Muhammad Yunus]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/08/53274-industri-semikonduktor.jpg)
"Masalahnya itu kan padat modal, dan perlu keahlian tinggi," ujar Shinta saat ditemui di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (5/11/2025).
Berkaca dengan kompetensi pekerja di Indonesia, perlu dilakukan peningkatan keterampilan agar tenaga kerja dalam negeri bisa terserap ke dalam industri tersebut.
"Pekerja kita itu banyak yang belum bisa masuk ke dalam aktor yang keahlian tinggi itu. Makanya kita perlu upskilling dulu," jelas Shinta.
Dia melanjutkan, keahlian yang dibutuhkan di industri semikonduktor berbeda dengan industri tekstil dan alas kaki. Setidaknya untuk dua industri itu tidak dibutuhkan keterampilan khusus.
Maka dari itu, Shinta menyebut industri semikonduktor memiliki daya serap tenaga kerja yang rendah.
"Jadi walaupun itu sangat baik, tapi penyerapan tenaga kerjanya pertama lebih rendah, kedua, pekerja kita yang siap untuk masuk ke dalam sektor-sektor tersebut, itu harus melakukan banyak pelatihan dulu," jelasnya.
Baca Juga: Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
Shinta pun menekankan bahwa mempersiapkan keterampilan tenaga kerja dalam negeri menjadi hal penting untuk menyambut industri itu.
"Saya rasa akan jalan, dan saya rasa bagus bahwa Indonesia sudah memperhatikan itu. Tapi beriringan kita harus mempersiapkan tenaga kerja kita juga, kalau nggak nanti kita datangkan semua dari luar," pungkasnya.