Sumbang PDB 61 Persen, UMKM RI Harus Naik Kelas

Selasa, 18 November 2025 | 15:44 WIB
Sumbang PDB 61 Persen, UMKM RI Harus Naik Kelas
Ilustrasi UMKM. (Freepik)
Baca 10 detik
  • UMKM RI berkontribusi mencapai sekitar 61 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2024.
  • Kondisi ini membuat UMKM dalam negeri menjadi pilar utama ekonomi nasional.
  • Untuk membawa UMKM naik kelas harus ada platform strategis yang membantu memperluas akses pasar.

Suara.com - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus membuktikan diri sebagai tulang punggung utama perekonomian nasional, dengan kontribusi mencapai sekitar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2024.

Menyadari peran krusial ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai Subholding Gas Pertamina, memperkuat komitmennya dengan membawa sembilan pelaku usaha binaan mereka untuk unjuk gigi di panggung besar Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 bertajuk “Rebellion”.

Kehadiran UMKM di ajang bergengsi ini ditekankan sebagai strategi nyata untuk membantu mereka "naik kelas" melalui peningkatan kapasitas dan perluasan akses pasar.

Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, mengatakan bahwa SFP adalah platform strategis yang memungkinkan UMKM bertemu langsung dengan buyer, pelaku industri, dan konsumen potensial, membuka gerbang kolaborasi yang lebih luas.

“Melalui ajang ini, para pelaku UMKM dapat memperkenalkan produk mereka kepada audiens yang lebih beragam. Kami berharap pengalaman ini memberikan wawasan baru, jejaring yang lebih luas, serta peluang komersial yang dapat mendorong usaha mereka naik ke level berikutnya,” ujar Fajriyah, Senin (17/11).

UMKM binaan PGN yang tampil di SFP 2025 menampilkan kekayaan budaya Indonesia. Mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga narasi dan identitas daerah mulai dari tenun ikat Garut, tenun Palembang, batik Solo, hingga tenun Suku Badui, selain itu kerajinan tangan dan sulam khas Sumatera Utara, tas rajut, dan kerajinan batik ecoprint.

Perpaduan antara estetika tradisional dan sentuhan inovasi modern membuat karya-karya ini menonjol, sejalan dengan tema ‘Rebellion’ yang diusung SFP. Selain pameran, booth PGN juga menghadirkan kegiatan interaktif, seperti demonstrasi mencanting batik dan pembuatan tenun, yang memperkuat edukasi mengenai nilai budaya di balik setiap produk.

Fajriyah Usman menekankan bahwa pemberdayaan UMKM adalah investasi multi-efek. Jika UMKM mampu berdaya saing, dampaknya langsung terasa pada ekonomi akar rumput.

“Jika UMKM mampu berdaya saing, maka penguatan ekonomi lokal akan berjalan semakin cepat. UMKM yang tumbuh berarti lapangan kerja bertambah, rantai pasok bergerak, dan nilai tambah ekonomi turut meningkat,” jelasnya.

Baca Juga: Kementerian UMKM Buka-bukaan Harga Satu Balpres Baju Thrifting

Apresiasi juga datang dari Founder Indonesia Fashion Parade, Dian Apriliana Dewi, yang memuji keragaman dan eksplorasi karya UMKM tersebut. Kemitraan antara PGN dan UMKM di panggung fashion berskala besar ini membuktikan bahwa energi kreatif dari UMKM adalah mesin pertumbuhan ekonomi yang harus terus didorong untuk mencapai kesejahteraan yang merata.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI