- Bank Indonesia mencairkan total insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp404,6 triliun hingga November 2025 guna dorong pertumbuhan kredit.
- Insentif KLM tersebut disalurkan ke berbagai kelompok bank, termasuk BUMN, BUSN, BPD, dan KCBA, serta sektor prioritas tertentu.
- Penguatan KLM efektif per Desember 2025 bertujuan mendorong penurunan suku bunga perbankan melalui komitmen penyaluran kredit dan suku bunga sejalan kebijakan BI.
Kebijakan KLM ini memberikan ruang lebih bagi perbankan untuk menyalurkan pembiayaan, terutama ke sektor yang dinilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
KLM merupakan insentif yang diberikan BI kepada bank dengan mekanisme pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata. Dengan porsi GWM yang lebih rendah, bank memiliki cadangan likuiditas yang lebih longgar untuk mendukung ekspansi kredit.
Insentif tersebut menyasar bank-bank yang aktif menyalurkan kredit ke sektor prioritas yang telah ditetapkan pemerintah. Di antaranya sektor pertanian, industri, UMKM, perumahan, perdagangan, hingga pariwisata.
Dengan tambahan likuiditas tersebut, bank memiliki fleksibilitas lebih besar untuk memperluas pembiayaan. Efeknya tidak hanya mendorong pertumbuhan kredit, tetapi juga memperkuat aktivitas ekonomi dan memperbesar potensi penciptaan lapangan kerja.