- PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi melakukan IPO di BEI pada Rabu, 17 Desember 2025, dengan permintaan saham mencapai oversubscribed 318,69 kali.
- IPO adalah proses perusahaan swasta menawarkan saham perdana ke publik, mentransisikan status menjadi perusahaan terbuka yang diawasi OJK dan BEI.
- Perusahaan melaksanakan IPO untuk mendapatkan modal ekspansi tanpa utang, memberikan opsi *exit strategy* bagi investor lama, dan meningkatkan reputasi.
BEI merevisi target jumlah perusahaan yang IPO saham tahun ini dari 66 jadi 45 perusahaan, sementara untuk perusahaan yang telah melantai di BEI hingga saat ini baru berjumlah 24.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menyampaikan, penyesuaian target jumlah IPO oleh BEI mencerminkan fokus penguatan kualitas emiten, bukan semata mengejar jumlah.
“OJK bersama BEI menekankan agar emiten yang melakukan IPO memiliki fundamental yang kuat, tata kelola yang baik, serta keberlanjutan usaha yang memadai, sehingga kredibilitas emiten tetap terjaga dan kepentingan investor terlindungi,” kata Inarno
![Mengapai perusahaan-perusahaa menawarkan sebagian kepemilikan kepada publik lewat IPO? [Suara.com/Aldie]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/12/17/84172-ipo-bursa.jpg)
Mengapa Perusahaan Memilih Menjual Sahamnya ke Publik?
Keputusan untuk melakukan IPO didorong oleh kebutuhan strategis dan finansial yang tidak bisa dipenuhi melalui pendanaan swasta atau utang bank.
Salah satu tujuan utama IPO adalah mendapatkan modal kerja dan ekspansi. Ini adalah alasan yang paling umum. Melalui IPO, perusahaan mendapatkan dana segar dalam jumlah besar (ekuitas) yang tidak perlu dikembalikan (bukan utang).
Dana ini digunakan untuk membiayai proyek ekspansi besar (pembangunan pabrik, akuisisi), melunasi utang lama (refinancing) dan meningkatkan modal kerja serta efisiensi operasional.
Kedua, exit strategy bagi pemilik awal dan investor lama. Bagi founder dan investor awal (Venture Capital), IPO adalah momen terbaik untuk merealisasikan keuntungan (likuiditas) dari investasi mereka. Mereka dapat menjual sebagian kepemilikan saham yang selama ini berbentuk kertas (tidak likuid) menjadi uang tunai. Ini disebut sebagai secondary offering.
Selanjutnya untuk meningkatkan reputasi serta kredibilitas. Menjadi perusahaan publik menuntut standar transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Hal ini secara otomatis meningkatkan citra perusahaan di mata klien, pemasok, dan mitra bisnis. Reputasi yang baik seringkali memudahkan perusahaan mendapatkan pinjaman dari bank di masa depan dengan bunga yang lebih rendah.
Baca Juga: BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Keempat insentif karyawan (Employee Stock Option Program/ESOP). Dengan adanya saham publik, perusahaan dapat menawarkan saham kepada karyawan kunci (ESOP). Ini adalah alat yang efektif untuk mempertahankan talenta terbaik, membuat karyawan merasa memiliki perusahaan, dan menyelaraskan kepentingan mereka dengan kepentingan pemegang saham.
Manfaat IPO
Investor berpotensi meraih keuntungan yang tinggi dari perbedaan antara pembelian dan penjualan, khususnya ketika harga saham melonjak tajam pada hari pertama perdagangan. Saham yang baru melantai melalui IPO kerap berpeluang menghasilkan keuntungan hingga dua kali lipat saat mulai pencatatan di BEI. Pada hari-hari awal pencatatan, harga saham biasanya mengalami pemutaran yang tajam.
Ketika harga meningkat, banyak investor memilih menjual saham tersebut untuk meraih keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun karena kenaikan ini masih bersifat kemungkinan, investor tetap perlu jeli dalam membaca peluang agar dapat memanfaatkan potensi kenaikan harga tersebut.
Selain itu perusahaan yang dapat melaksanakan IPO umumnya memiliki rekam jejak keuangan yang solid dalam kurun tertentu, serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Karena itu, investasi pada perusahaan yang telah go public berpotensi memberikan manfaat jangka panjang, didukung oleh kinerja bisnisnya yang kuat.
Selain itu, kepemilikan saham IPO juga membuka peluang memperoleh hasil maksimal. Harga saham IPO cenderung bergerak stabil pada awal perdagangan dan memungkinkan mencapai ARA (Auto Reject Atas), yaitu kondisi ketika harga naik signifikan hingga batas maksimum yang ditetapkan bursa. Investor biasanya menyambut situasi ini dengan baik karena memberikan keuntungan yang cukup besar.