Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:13 WIB
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
Ilustrasi
Baca 10 detik
  • Reiner Rahardja memprediksi 2026 penuh tantangan ekonomi global dan pasar keuangan akibat pergeseran kebijakan.
  • Empat faktor utama pengguncang pasar mencakup politik AS, kebijakan The Fed, berakhirnya Yen Carry Trade, dan regulasi China.
  • Kekhawatiran AI Bubble dapat memicu koreksi tajam pada aset spekulatif seperti Bitcoin dan emas secara signifikan.

Suara.com - Tahun 2026 diprediksi akan menjadi periode yang penuh tantangan bagi stabilitas ekonomi global dan pasar keuangan dunia. Sejumlah indikator menunjukkan adanya risiko koreksi harga yang tajam pada berbagai instrumen investasi.

Kondisi ini dipicu oleh pergeseran kebijakan moneter internasional, memanasnya tensi geopolitik, serta menipisnya likuiditas pasar.

Hal tersebut dipaparkan oleh pengusaha sekaligus mentor bisnis, Reiner Rahardja, dalam seminar bertajuk “Navigating 2026 Economic Horizon: Strategic Preview for Entrepreneurs” di Jakarta Selatan, Selasa (16/12).

Reiner menyebutkan bahwa memburuknya kondisi makro global akan memberikan dampak domino terhadap ekonomi nasional, mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah hingga ketatnya arus kas di sektor UMKM.

Empat Faktor Pengguncang Pasar Global

Menurut analisis Reiner, setidaknya ada empat faktor besar yang akan mengguncang instrumen investasi seperti emas, Bitcoin, dan pasar finansial dalam 10 hingga 12 bulan ke depan:

Agenda Politik & Olahraga Global: Pengaruh dari mid-term election di Amerika Serikat serta gelaran Piala Dunia 2026.

Kebijakan The Fed: Arah kebijakan baru dari kabinet bank sentral AS yang masih menjadi teka-teki bagi investor.

Berakhirnya Era Yen Carry Trade: Potensi kenaikan suku bunga di Jepang (Japan Rate Hike) diprediksi akan menarik kembali likuiditas global ke negara asalnya.

Baca Juga: Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600

Regulasi Ketat China: Penegasan larangan aktivitas kripto, terutama stablecoin, oleh China karena dianggap mengancam stabilitas ekonomi domestik mereka.

AI Bubble dan Risiko Aset Spekulatif

Reiner juga menyoroti kekhawatiran mengenai "AI Bubble". Isu ini muncul karena model bisnis kecerdasan buatan dinilai belum terbukti mampu menghasilkan arus kas berkelanjutan secara konsisten. Meskipun biaya pengembangannya sangat tinggi, penggunaan AI di masyarakat dan institusi dianggap masih dalam tahap awal (primitif).

Reiner Rahardja prediksi tekanan ekonomi hingga risiko investasi pada 2026 [Ist]
Reiner Rahardja prediksi tekanan ekonomi hingga risiko investasi pada 2026 [Ist]

Kondisi ini diperkirakan akan memicu fase koreksi besar-besaran. Emas diprediksi akan terkoreksi signifikan, diikuti oleh logam mulia lainnya. Indeks saham global pun berisiko merosot, yang kemudian dapat memicu kejatuhan lebih dalam pada aset spekulatif seperti Bitcoin.

"Aset spekulatif seperti Bitcoin tidak memiliki routine earning dan cenderung berbasis perasaan (feeling). Jika terjadi aksi jual institusional secara masif di pasar yang sedang bearish, efek spiral ke bawah tidak akan terhindarkan," jelas Reiner.

Dalam menghadapi situasi ini, Reiner menyarankan para investor untuk menghindari pendekatan spekulatif dan tidak terburu-buru mengambil posisi investasi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI