Bobotoh Bunuh Jakmania, Hukuman Apa yang Menanti Persib?

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 24 September 2018 | 21:18 WIB
Bobotoh Bunuh Jakmania, Hukuman Apa yang Menanti Persib?
Bobotoh masuk ke lapangan saat laga Bhayangkara vs Persib Bandung di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (4/6/2017). (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duka kembali menyelimuti sepak bola Indonesia. Reformasi yang terjadi di tubuh PSSI sejak beberapa tahun silam tampaknya belum mampu mengubah wajah sepak bola Indonesia yang garang dan penuh dengan kekerasan.

Upaya keras PSSI mengubah dan membangun sepak bola Indonesia tampaknya masih menemui kendala yang cukup rumit. Gemarnya suporter sepak bola di Indonesia dalam melakukan tindakan-tindakan anarkis belum juga mampu diredam.

Masih segar dalam ingatan kita ulah suporter Persija, Jakmania, yang mencoreng sepak bola negeri ini ketika memaksa masuk dalam stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, awal September kemarin. Tak terima dilarang aparat, suporter yang mayoritas terdiri dari ABG alias anak baru gede alias anak-anak usia tanggung melempari stadion dan aparat dengan batu hingga menjalar ke permukiman penduduk.

Belum genap satu bulan, sepak bola Indonesia kembali gempar. Kali ini, seorang suporter Persija menjadi korban. Remaja bernama Harringa Sirila tewas mengenaskan ketika ingin menyaksikan tim kesayangannya berlaga.

Sebagaimana diketahui, Minggu (23/9/2018) siang sekitar pukul 13:00 WIB, Haringga Sirila meregang nyawa. Suporter Persija berusia 23 tahun itu meregang nyawa ditangan suporter Persib Bandung, Bobotoh, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jawa Barat. Haringga tewas dikeroyok dengan menggunakan berbagai benda tumpul seperti kayu balok dan besi panjang.

Haringga Sirila (23), Jakmania yang tewas dikeroyok di Stadion GBLA, Jawa Barat dikenal sebagai sosok yang ramah, baik dan suka ikut kerja bakti di lingkungan rumahnya. (Suara.com/Chyntia Sami B)
Haringga Sirila (23), Jakmania yang tewas dikeroyok di Stadion GBLA, Jawa Barat dikenal sebagai sosok yang ramah, baik dan suka ikut kerja bakti di lingkungan rumahnya. (Suara.com/Chyntia Sami B)

Haringga bukan yang pertama

Melayangnya nyawa manusia akibat rivalitas Persija Jakarta dan Persib Bandung yang terjadi Minggu (23/9/2018), bukanlah yang pertama. Fakta menyebut jika Haringga adalah anak bangsa ketujuh yang meregang nyawa akibat rivalitas dua klub sepak bola berjuluk Macan Kemayoran dan Maung Bandung itu.

Sebelum Haringga, ada nama Ricko Andrean. Ricko, yang merupakan pendukung Persib, meregang nyawa setelah dipukuli Bobotoh karena melerai aksi kekerasan terhadap suporter Persija. Peristiwa tersebut terjadi pada 22 Juli 2017 di GBLA.

Sebelum Ricko dan Haringga, lima nyawa melayang akibat perseteruan yang hanya didasari fanatisme yang tak berdasar. Lima pemuda yang menjadi korban adalah Rangga Cipta Nugraha (2012), Lazuardi (2012), Dani Maulana (2012), Gilang (2016) dan Harun Al Rasyid (2016).

Baca Juga: Setya Novanto Dapat Sel Mewah di Sukamiskin, Dirjen PAS Bantah

Sejumlah pendukung klub sepak bola Persija melakukan ziarah ke makam Haringga Sirila di Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9). Haringga Sirila meninggal dunia akibat penganiayaan oleh sejumlah oknum pendukung klub sepakbola Persib pada laga lanjutan Liga 1 Minggu (23/9). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sejumlah pendukung klub sepak bola Persija melakukan ziarah ke makam Haringga Sirila di Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9). Haringga Sirila meninggal dunia akibat penganiayaan oleh sejumlah oknum pendukung klub sepakbola Persib pada laga lanjutan Liga 1 Minggu (23/9). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Dipastikan merugikan klub, hukuman apa yang pantas buat Persib Bandung?

Tujuh orang saat ini sudah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian atas kasus pembunuhan Haringga Sirila. Para pelaku dipastikan akan menjalani proses hukum dan bertanggung jawab atas kebiadaban yang mereka perbuat.

Hukuman bagi para pelaku memang sudah sepantasnya ditegakkan. Karena tindakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain jelas melanggar hukum yang berlaku di negeri ini.

Akan tetapi bagaimana dengan klub yang bersangkutan? Karena menghukum para pelaku pastinya tidak akan menjamin meredamnya rivalitas penuh tindak kekerasan antarsuporter sepak bola yang selama ini terjadi.

Seperti biasa, Komisi Disiplin PSSI pastinya akan menjatuhkan hukuman bagi klub yang bersangkutan. Namun yang menjadi pertanyaan, hukuman apa yang pantas diberikan? Jika hukuman yang dijatuhkan berupa denda atau bertanding tanpa penonton seperti yang sudah-sudah sepertinya tidak memberikan efek jera, hukuman apa yang sekiranya akan membuat suporter sadar jika tindak tanduk mereka merugikan tim?

Melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), pemerintah meminta agar liga profesional Indonesia dihentikan sementara waktu sampai kasus yang menewaskan Haringga Sirila selesai.

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto bersama pengurus Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dalam jumpa pers terkait meninggalnya Haringga Sirilia di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta. [Suara.com/Adie Prasetyo]
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto bersama pengurus Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dalam jumpa pers terkait meninggalnya Haringga Sirilia di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta. [Suara.com/Adie Prasetyo]

"Kami Meminta PT Liga Indonesia Baru dan PSSI bersikap sangat serius untuk tangani kasus, karena sejumlah kasus serupa sebelumnya terjadi tapi tidak diikuti langkah pemecahan masalah yang konkret," kata Ketua BOPI Richard Sambera di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (24/9/2018).

"Jika PSSI dan PT Liga gagal menangani masalah ini dalam waktu satu minggu dan kami juga berharap dalam satu minggu itu, PSSI dan PT Liga tidak melakukan kegiatan kompetisinya sebelum permasalahan ini teratasi dengan langkah konkret," sambungnya.

Senada dengan BOPI, banyak pihak yang menginginkan kompetisi di Indonesia dihentikan sementara. Diantaranya Richard Achmad Supriyanto, yang merupakan dewan penasihan Jakmania.

"Saya mengutuk keras kejadian pengeroyokan yang mengakibatkan meninggal dunia di tempat. Sangat setuju kalau PSSI dan Liga 1 dievaluasi atau liga diberhentikan sementara," kata Richard saat dikonfirmasi, Senin (24/9/2018).

Selain Richard, warganet juga mengimbau PSSI menghentikan sementara kompetisi di negeri ini. Bahkan hal itu diamini mantan pemain tim nasional Indonesia yang juga merupakan penggawa Persija Jakarta Bambang Pamungkas.

"Agak ngilu sih bayangin tidak ada sepak bola di Republik, tapi saya setuju @andiepeci @m_fu4d," tulis pemain yang akrab disapa Bepe lewat akun Twitter pribadinya @bepe20.

Screenshot akun Twitter @bepe20
Screenshot akun Twitter @bepe20

Namun, PSSI selaku wadah sepak bola nasional belum bisa memberikan jawaban. Menurut Head of Media Relation & Digital Promotion PSSI Gatot Widakdo, PSSI saat ini masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Yang pertama kami apresiasi undangan Kemenpora. Kedua kami mengapreasi kepolisian yang bergerak cepat menyelidiki kasus ini, sudah ada beberapa dugaan pelaku yang ditanggap," kata Gatot di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (24/9/2018)

"Ketiga bahwa untuk penyelesaian kasus ini tentu kami juga sudah berkoordinasi dengan PT LIB dan mengumpulkan data-data dan fakta kemarin. Tentu kami akan bergerak cepat, kami berkoordinasi dengan BOPI bagaimana penanganan masalah ini," ungkap Gatot.

"Sanksi akan dibahas dengan melihat sejauh mana pelanggaran dari kode disiplin karena kami wilayahnya hanya pertandingan. Pelanggaran lain di luar itu diserahkan kepada pihak kepolisian," pungkasnya.

Jadi, hukuman apakah yang akan diterima Persib akibat kebiadaban Bobotoh. Akankah kompetisi di Indonesia ini dihentikan sementara seperti halnya yang terjadi di Mesir pada tahun 2012? Atau mungkin saja PSSI memberikan hukuman turun kasta bagi klub untuk memberikan efek jera kepada suporter yang tak jua sadar akan tindakan anarkis yang sejatinya hanya merugikan klub yang mereka bangga-banggakan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI