Lima Suporter Meregang Nyawa, Rapor Merah PSSI di Tahun 2018

Rabu, 26 Desember 2018 | 17:01 WIB
Lima Suporter Meregang Nyawa, Rapor Merah PSSI di Tahun 2018
Kolase foto bentrok suporter klub sepak bola di Indonesia di tahun 2018 [Suara.com]

Suara.com - Sepak bola Indonesia tampaknya masih harus berbenah di tahun 2019. Pasalnya, di sepanjang tahun 2018, sepak bola Indonesia masih menelan korban jiwa, dengan tewasnya sejumlah suporter. Ironisnya, jumlah korban tewas yang mewarnai sepak bola Indonesia tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Di tahun 2017, tercatat empat suporter meregang nyawa. Akan tetapi di tahun 2018, jumlah tersebut bertambah. Tahun ini, lima pecinta sepak bola di Tanah Air meregang nyawa.

Rivalitas antarsupporter masih menjadi penyebab utama masalah yang hingga kini belum mampu diatasi oleh PSSI. Rata-rata, supporter yang tewas berasal dari suporter sebuah klub dengan basis yang cukup besar. Plus rivalitas yang tinggi dengan suporter klub lain.

Teranyar adalah kasus tewasnya anggota Jakmania-- julukan supporter Persija Jakarta- bernama Haringga Sirila. Haringga meregang nyawa setelah dianiaya oleh Bobotoh-- suporter Persib Bandung-- di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, pada 23 September 2018.

Berikut lima suporter klub sepak bola di Indonesia yang meregang nyawa di sepanjang tahun 2018:

Kegiatan Bonek di luar Stadion. (Suara.com/Dimas Angga P)
Kegiatan Bonek di luar Stadion. (Suara.com/Dimas Angga P)

1. Micko Pratama (Bonek)

Micko Pratama meregang nyawa setelah dikeroyok warga usai menyaksikan tim kesayangannya, Persebaya Surabaya, berlaga menghadapi PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul, 13 April 2018.

Micko sempat dibawa ke Rumah Sakit Soewandi, Solo, untuk mendapat pertolongan. Akan tetapi, luka parah di bagian kepala mengakibatkan nyawa Micko tak tertolong.

Insiden tersebut mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Micko tewas bukan karena bentrok antara Bonek dengan suporter klub lain.

Baca Juga: Momen Keluarga Haringga Wujudkan Cita-cita Almarhum Nonton Persija di Bali

Malah, Bonek juga terus menjaga komunikasi dengan Pasoepati, suporter Persis Solo yang merupakan basis suporter di wilayah tersebut.

Dalam kasus ini, polisi mengamankan AKS alias Mbambox (23), MAP alias Benjol (17), STAP alias Kebo (16), dan DZAP (16)

Suporter memasuki lapangan saat terjadi kericuhan pada pertandingan antara Arema FC melawan Persib Bandung dalam Liga I di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (15/4).  ANTARA FOTO/H Prabowo
Suporter memasuki lapangan saat terjadi kericuhan pada pertandingan antara Arema FC melawan Persib Bandung dalam Liga I di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (15/4). ANTARA FOTO/H Prabowo

2. Dhimas Duha Romli (Aremania)

Dhimas meninggal dunia tiga hari usai kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, saat Arema FC manjamu Persib Bandung pada15 April 2018.

Kericuhan di laga Arema FC kontra Persib Bandung terjadi saat pertandingan memasuki injury time babak kedua. Pertandingan terpaksa dihentikan, karena penonton bentrok dengan perangkat pertandingan. Aparat pun turun ke lapangan. Tembakan gas air mata dilepaskan untuk meredam situasi yang saat itu makin tidak terkendali.

Akibat kericuhan tersebut, tercatat 214 suporter menjadi korban. Delapan diantaranya mendapat perawatan intensif di sejumlah rumah sakit.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI