Jelang Euro 2020: Mengenang Teknik Unik Eksekusi Penalti Antonin Panenka di Euro 1976

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 10 Juni 2021 | 18:50 WIB
Jelang Euro 2020: Mengenang Teknik Unik Eksekusi Penalti Antonin Panenka di Euro 1976
Tangkapan layar ketika gelandang Cekoslowakia Antonin Panenka mengeksekusi teknik penalti khasnya dalam adu penalti final Euro 1976 menghadapi Jerman Barat di Stadion Red Star, Belgrade, Yugoslavia (kini Serbia), pada 20 Juni 1976. (ANTARA/YouTube@UEFA)

Di antara pemain yang tendangannya sangat keras adalah Ronald Koeman yang pernah mencapai 188 kilometer/jam di Barcelona, Arjen Robben yang mencatat tendangan 190 km/jam saat memperkuat Real Madrid.

Bahkan kecepatan bisa melewati 200 km/jam, seperti yang dilakukan pemain Sporting Lisbon asal Brazil Ronny Heberson saat pertandingan melawan Naval pada 26 November 2006, yakni 210,8 km/jam.

Dengan luncuran bola yang begitu keras jika hanya dari jarak penalti 11 meter dan mengarah ke dekat tiang gawang, maka akan sulit bagi kiper untuk menjangkau bola jika ia harus melihat arah bola dulu sebelum bergerak.

Ketenangan dan kekuatan mental juga menjadi penentu sukses atau tidaknya seorang penendang atau pun sang kiper. Kiper harus punya insting yang kuat untuk memperkirakan arah bola begitu ditendang sang eksekutor, meskipun seringkali arah antisipasinya salah.

Panenka sendiri mengaku sudah mulai mencoba gaya tendangan penalti ini sekitar dua tahun sebelum Piala Eropa 1976, dan mempelajari gerak-gerik dan kebiasaan kiper dunia.

Tembakan ke tengah gawang juga tidak boleh terlalu keras, agar bola tidak membentur kaki penjaga gawang saat sedang melompat ke samping.

Tetapi juga tidak boleh terlalu lemah karena kiper yang sudah terlanjur bergerak ke samping akan punya waktu untuk balik ke posisi tengah.

Dari hasil latihan dan risetnya itulah Panenka punya keinginan untuk menggunakan teknik tersebut jika mendapat kesempatan menjadi eksekutor penalti di Piala Eropa.

Dan kesempatan itu pun datang ketika pertandingan final melawan Jerman harus ditentukan lewat adu penalti. Panenka mendapat giliran menentukan ketika penalti pemain Jerman sebelumnya gagal.

Baca Juga: Sergio Ramos Tinggalkan Real Madrid, Tradisi Kapten Los Blancos Terancam Putus

"Ketika itu seperti sudah ditakdirkan Tuhan. Saya seribu persen yakin untuk menggunakan teknik itu untuk membuat gol." kata Panenka yang bermain pada posisi gelandang serang.

Teknik tendangan penalti dan ketenangannya dalam memperdaya kiper sehebat Sepp Maier itulah yang membuat Panenka mendapat pujian dari para komentator dan kalangan sepak bola dunia.

Bahkan legenda sepak bola Brazil Pele sempat mengatakan bahwa cara tembakan penalti seperti itu hanya dilakukan oleh kalau tidak seorang jenius, ya oleh orang gila.

Istilah penalti Panenka pun sering muncul dalam tulisan dan diskusi di media massa jika ada pemain yang menggunakan teknik tersebut hingga sekarang.

Pada era selanjutya sejumlah pemain top dunia banyak yang meniru teknik Panenka, di antaranya Zinedine Zidane di Piala Dunia 2006, serta yang dilakukan oleh pemain Italia Francesco Totti dan Herder Postiga dari Portugal.

Meskipun demikian banyak juga kegagalan dalam mempraktikkan teknik Panenka ini, apalagi teknik itu sudah mulai banyak dikenal dan dipelajari para kiper.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI