Meski lahir dan tumbuh di Jakarta serta membela Persija, siapa yang menduga jika Muhammad Ferarri ternyata jebolan Persikabo 1973.
Ia menimba ilmu di Persikabo 1973 di tim U-18 sejak tahun 2018 hingga 2019. Setelahnya, ia pun bergabung Persija Jakarta.
Ferarri sendiri bergabung Persija terhitung sejak akhir tahun 2019. Sejak saat itu, dirinya mampu menjadi andalan baik Macan Kemayoran di level akademi dan tim utama.
3. Naik Level secara Cepat
Perkembangan Muhammad Ferarri sebagai pesepak bola adalah hal yang mengejutkan. Sebab, di usia 19 tahun ia mampu menembus level senior.
Meski baru bergabung Persija U-19 selama setahun, Ferarri kemudian langsung naik kelas ke tim utama dan melakoni debut pada 2021 lalu.
Hal serupa juga berlaku bagi perjalanan Ferarri di Timnas Indonesia, di mana ia naik ke tim senior, meski belum lama membela Timnas Indonesia U-19.
4. Bermain Reguler
Berbeda dengan para pemain muda lainnya, Muhammad Ferarri mampu bermain reguler bagi timnya dan Timnas Indonesia.
Baca Juga: Dua Kali Hadapi Curacao, PSSI Berharap Ranking FIFA Timnas Indonesia Terkatrol
Di Persija, musim ini Ferarri menjadi andalan di lini belakang bersama Ondrej Kudela dan Hansamu Yama. Padahal, Macan Kemayoran sendiri punya bek-bek senior semacam Ryuji Utomo dan Tony Sucipto.
Di Timnas Indonesia U-19, Ferarri juga tampil reguler dan selalu mengisi pos di lini belakang skuad Garuda Nusantara. Bahkan dirinya mendapat keistimewaan sebagai kapten.
5. Jadi Andalan Shin Tae-yong
Sejak Timnas Indonesia U-19 dilatih Shin Tae-yong, Muhammad Ferarri selalu menjadi andalan bagi pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Sejak Piala AFF U-19 2022, Ferarri bahkan terhitung hanya sekali absen. Selebihnya, ia selalu menjadi pilihan utama di jantung pertahanan.
Karena selalu jadi andalan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-19, tak mengherankan jika Ferarri kemudian naik kelas dan masuk ke Timnas Indonesia senior.