Di samping itu, sang pelatih yakni Walid Regarui juga bukan kelahiran Maroko. Ia sendiri lahir di Prancis, sebelum kembali pulang ke tanah leluhurnya.
Fakta mengejutkan juga tercipta di Piala Dunia 2018 lalu, di mana Maroko juga membawa 17 pemain keturunan dari total 23 pemain yang mereka bawa ke Rusia.
Apa yang dilakukan Maroko pun seakan membuktikan tak ada yang salah dengan mengandalkan pemain keturunan dan memprioritaskan mereka ketimbang pemain lokal.
Selama masih memiliki pertalian darah dengan Maroko, setiap pemain yang lahir di negara orang pun berhak membela Singa Atlas di pentas dunia.
Kebijakan tersebut berbuah manis dengan kesuksesan Maroko menorehkan sejarah di Piala Dunia 2022.
[Penulis: Felix Indra Jaya]