Suara.com - Berikut deretan selebrasi yang dilarang dilakukan sepak bola karena membawa unsur politik, di mana salah satunya dilakukan di ajang sekelas Piala Dunia.
Selebrasi di sepak bola merupakan hal yang lumrah. Hampir seluruh pemain melakukan selebrasi saat berhasil mencetak gol atau meraih kemenangan.
Selebrasi yang dilakukan pun terbilang unik nan nyentrik. Ada yang menari, ada yang melakukan gerakan-gerakan unik, dan juga merayakan bersama rekan-rekan atau bersama pendukung.
Biasanya selebrasi yang dilakukan pesepak bola pada umumnya kebanyakan mengandung pesan-pesan yang ingin disampaikan.
Sayangnya, ada beberapa selebrasi yang berisikan pesan bernuansa politik. Padahal dalam dunia sepak bola sendiri, hal-hal berbau politis adalah sesuatu yang dilarang.
Lantas, apa saja selebrasi bermuatan politis yang pernah dilakukan pemain dan dilarang di kancah sepak bola? Berikut daftarnya.
Pemain andalan Timnas Swiss, Xherdan Shaqiri, merupakan salah satu pemain yang pernah melakukan selebrasi bermuatan politis pada Piala Dunia 2018 lalu.
Saat itu, Shaqiri melakukan selebrasi dengan kedua tangannya membentuk lambang burung yang menjadi lambang Albania kala berhasil mencetak gol ke gawang Serbia.
Baca Juga: Prediksi Manchester United vs Reading di Piala FA: Preview, Skor, Susunan Pemain
Selebrasi ini lantas dikecam FIFA karena mengandung unsur politik, yakni Shaqiri dianggap mendukung kemerdekaan Kosovo atas Serbia. Alhasil, ia pun dikenai sanksi.
2. Giorgos Katidis
Di Liga Yunani pada tahun 2013 lalu, terdapat selebrasi bernuansa politik yang dilakukan oleh pemain bernama Giorgos Katidis di laga AEK Athens vs Veria.
Usai mencetak gol, Katidis melakukan selebrasi mengangkat tangannya dengan gaya penghormatan ala Nazi, yakni tangan menjulur ke depan agak ke atas dengan jari menghadap ke depan.
Karena selebrasi itu, Katidis mendapat hukuman larangan bermain hingga akhir musim dan dilarang membela Timnas Yunani.