Suara.com - Manchester United harus menghadapi situasi yang sangat sulit di awal musim 2023/24. Terbaru, mereka mengalami kekalahan telak dengan skor 2-3 dari Galatasaray pada matchday kedua Grup A Liga Champions (UCL). Pertandingan dramatis ini berlangsung di Stadion Old Trafford, Manchester, pada Rabu (4/10/2023) dini hari WIB.
Dalam pertandingan tersebut, Manchester United mengalami beberapa masalah serius. Pertahanan yang bocor, kartu merah untuk Casemiro, blunder yang dilakukan oleh Andre Onana, dan banyak masalah lainnya.
Performa tim tampaknya jauh dari yang diharapkan, membuat mereka terlihat seperti sirkus dalam kompetisi elit di benua biru ini.
Dalam situasi sulit ini, hanya dua pemain yang bisa mendapatkan pujian, yaitu Rasmus Hojlund dan Mason Mount.
Manchester United telah mengalami enam kekalahan dalam sepuluh pertandingan terakhir mereka, termasuk pertandingan dari berbagai ajang.
Rekor seperti ini belum pernah terjadi sejak musim 1986/1987. Selain itu, ini juga menjadi kali pertama MU mengalami kekalahan beruntun dalam dua laga perdana di putaran grup UCL.
Kondisi ini mengkhawatirkan, dan beberapa pihak mulai bertanya-tanya apakah Erik ten Hag akan menghadapi nasib yang sama seperti Mourinho.
"Bisa jadi petaka jika Manchester United mengalami dua kekalahan lagi, dalam 14 pertandingan berikutnya," demikian laporan yang dikutip dari manchestereveningnews.co.uk.
Namun, dalam konferensi pers setelah pertandingan melawan Galatasaray, Ten Hag enggan memberikan jawaban langsung terkait hal ini.
Baca Juga: Alasan AC Milan Gagal Kalahkan Borussia Dortmund, Stefano Pioli: Kami Kurang Presisi di Lini Depan
Sebaliknya, ia memilih untuk fokus pada solusi dan memberikan dorongan kepada para pemainnya untuk bangkit.
Pria asal Belanda ini mendesak para pemainnya untuk bersatu dan berjuang keras. Bahasa yang digunakannya terdengar mirip dengan kata-kata para pelatih sebelumnya.
Saat ini, belum ada rumor kuat mengenai pemecatan Ten Hag, dan para pendukung masih memberikan dukungan. Meskipun begitu, ia harus tetap berhati-hati.
Di bawah kepemimpinannya, Manchester United telah mengeluarkan lebih dari 400 juta pounds untuk pemain-pemain baru.
Namun, hasil yang diperoleh masih belum sesuai dengan harapan, terutama dengan kebobolan 18 gol di awal musim. Ini menjadi rekor terburuk MU di awal musim sejak musim 1966/67.
Situasi sulit ini menunjukkan bahwa Ten Hag dan timnya memiliki pekerjaan besar di depan mereka. Mereka harus segera menemukan solusi untuk membalikkan keadaan dan mendapatkan kembali performa terbaik mereka jika ingin mencapai kesuksesan di musim ini.