"Dan ketika Bram keluar dan kami hanya memiliki sepuluh pemain, kami benar-benar kesulitan dan kehilangan kendali," tambah pemain keturunan Aceh itu.
NEC Nijmegen sebenarnya sempat membuka babak kedua dengan baik. Serangan cepat dari sisi sayap berbuah gol melalui penyelesaian ciamik Kodai Sano setelah assist dari Basar Önal.
Namun, dominasi itu tak bertahan lama. NEC Nijmegen kembali kehilangan arah permainan akibat banyaknya pergantian posisi.
Calvin Verdonk sendiri mengaku harus berganti peran dari bek kiri ke tengah dan kembali lagi, membuat konsentrasi tim buyar.
“Permainan jadi sangat kacau di babak kedua. Kami tidak tahu harus berada di mana. RKC mulai bermain menyerang, dan kami kehilangan semua kontrol,” jelasnya.
Gol penentu Linssen di masa injury time membawa kelegaan besar. Sorak sorai suporter menggema, mencerminkan betapa pentingnya kemenangan ini bagi NEC.
“Atmosfer stadion luar biasa setelah gol itu, juga di ruang ganti. Ini laga yang harus kami menangkan. Kami menunjukkan mental juara dengan mencetak gol di akhir,” kata Verdonk.
Kemenangan ini membawa NEC naik ke posisi 10 klasemen sementara dan menjauh dari zona bawah. Verdonk berharap hasil positif ini bisa menjadi modal kepercayaan diri untuk menghadapi laga-laga krusial berikutnya.
“Kami harus optimis. Masih ada beberapa pertandingan penting melawan pesaing langsung. Jika kami bermain lepas dan percaya diri, peluang ke play-off Eropa masih terbuka,” tegasnya.
Baca Juga: Markas Pemain Korut U-17: Yang Tersembunyi di Balik Klub 4.25 SC?
Di penghujung laga, Verdonk terlihat kelelahan dan secara terbuka menyatakan ketidakpuasan terhadap performa tim.