Dari sisi teknis, kekalahan telak ini memperlihatkan masih lemahnya Indonesia dalam aspek fundamental seperti transisi bertahan, koordinasi antarlini, hingga efektivitas serangan.
Tidak ada tekanan berarti ke jantung pertahanan lawan, sementara lini belakang Garuda Muda terlalu mudah ditembus dengan kombinasi cepat pemain Korea Utara.
Korea Utara sendiri bukan tim asing dalam kancah usia muda Asia. Mereka dikenal memiliki sistem pembinaan yang keras dan terstruktur.
Meski jarang terekspos secara publik, tim muda mereka acap kali tampil mengejutkan di turnamen-turnamen AFC. Tak heran jika mereka mampu menampilkan performa solid yang menjungkalkan tim-tim favorit.
Bagi Indonesia, ini adalah momen penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh, bukan hanya dari sisi teknis di lapangan, tetapi juga dari sistem pengembangan usia muda secara keseluruhan.
Pencapaian lolos ke perempat final dan Piala Dunia U-17 2025 tetap patut diapresiasi, namun kekalahan telak ini juga menjadi alarm keras bahwa perjalanan untuk bersaing di level elite Asia masih panjang.