Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengakui jarang nonton Liga 1. Dia membenarkan mendapat undangan dari juara liga musim ini, Persib Bandung, tetapi belum bisa memastikan apakah bisa menonton langsung.
Erick mengucapkan selamat kepada Persib Bandung yang menjadi juara Liga 1 2024/2025. Dia mengaku khawatir andai datang langsung menonton laga Persib malah disalahartikan sebagai dukungan.
Persib dipastikan menjadi jawara Liga 1 musim ini meski kompetisi baru memasuki pekan ke-31. Itu setelah hasil dari pertandingan lain yang mempertemukan Persebaya Surabaya vs Persik Kediri dengan hasil imbang, 3-3.
Poin yang dikumpulkan Persib sudah tak bisa dikejar tim-tim lain. Tim kesayangan Bobotoh tersebut mengemas 64 poin dari 31 laga. Mereka unggul 10 poin atas pesaing terdekatnya Dewa United serta Persebaya Surabaya.
Erick Thohir pun diajak menyaksikan duel Persib kontra Barito Putera dalam laga pekan ke-32 Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, pada Jumat (9/5/2025).
"Selamat kepada Persib. Saya sih jarang nonton Liga 1," ujar Erick Thohir di Tangerang Selatan, Selasa (6/5/2025).
"Kemarin saya dikontak dan diundang untuk menonton Persib pada Jumat. Lagi pikir-pikir mau datang atau tidak, nanti kita lihat," jelasnya.
Lebih lanjut, Erick Thohir takut dibilang sebagai pendukung Persib Bandung. Itu juga menjadi salah satu alasan dia jarang hadir di laga Liga 1 lainnya.
Namun, untuk kali ini Erick Thohir merasa tidak masalah. Sebab, Marc Klok dan kawan-kawan sudah dipastikan menjadi juara Liga 1.
Baca Juga: Erick Thohir Bocorkan Calon Lawan Timnas di FIFA Matchday 2025: Ada Rival Berat!
"Tapi, sudah selesai kan? Kalau sudah juara, boleh lah. Nanti kalau belum dan datang, dibilang dukung tim ini dan tim itu," jelas lelaki yang juga menteri BUMN tersebut.

Dengan torehan ini, Persib Bandung resmi meraih gelar keempat di era Liga Indonesia dan kesembilan jika dihitung sejak era Perserikatan.
Berikut tiga fakta menarik yang menjadikan gelar Persib Bandung di musim ini sangat berkesan dan layak dikenang:
1. Gelar Juara Pertama Tanpa Sistem Knockout
Untuk pertama kalinya sepanjang keikutsertaan di kompetisi profesional, Persib Bandung berhasil menjuarai Liga 1 melalui format liga penuh, tanpa adanya babak semifinal atau final seperti musim-musim sebelumnya.
Tiga gelar sebelumnya—yakni 1994/1995, 2014, dan 2023/2024—selalu diraih melalui jalur partai puncak. Pada musim 1994/1995, Persib Bandung menaklukkan Petrokimia Putra di final.
Tahun 2014, gelar datang setelah mengalahkan Persipura Jayapura lewat adu penalti. Sedangkan musim lalu, mereka mengangkat trofi usai menundukkan Madura United dalam partai final championship series.
Namun, pada musim 2024/2025, Persib Bandung menyelesaikan dominasi mereka secara konsisten dari awal hingga akhir musim, menyelesaikan 31 pertandingan dengan mengumpulkan 64 poin.
Format penuh liga tanpa knockout ini justru menjadi bukti nyata kekuatan dan konsistensi skuad Maung Bandung selama semusim penuh.
2. Trofi Pertama yang Diangkat di Kota Bandung
Satu pencapaian unik lainnya adalah bahwa gelar musim ini menjadi trofi pertama yang resmi diangkat Persib Bandung di kandang sendiri, Kota Bandung.
Pada tiga gelar sebelumnya, perayaan juara selalu dilakukan di luar Bandung. Tahun 1995, mereka berpesta di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Trofi 2014 diraih di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Sementara musim lalu, kemenangan final dirayakan di Gelora Bangkalan, Madura.
Kini, dengan meraih gelar lebih awal dan tanpa final, Persib berpeluang besar mengangkat trofi langsung di hadapan Bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat atau GBLA—menjadikannya momen emosional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
3. Pertama Kali Sepanjang Sejarah, Persib Juara Back to Back
Gelar musim ini juga mengukir sejarah baru karena untuk pertama kalinya Persib Bandung berhasil menjadi juara secara berturut-turut atau back to back champions.
Setelah menjuarai Liga 1 musim 2023/2024, mereka kembali menunjukkan dominasi pada musim 2024/2025. Performa solid sepanjang musim membuat mereka tak tergoyahkan di puncak klasemen.
Bahkan sebelum musim berakhir, selisih poin dengan pesaing utama seperti Persebaya dan Dewa United sudah tak terkejar.
Hingga pekan ke-31, Persib mengoleksi 64 poin, unggul 10 angka dari Persebaya (53 poin) yang hanya meraih satu poin di laga terakhir.
Hal ini memastikan bahwa dalam sisa tiga pertandingan, posisi puncak tetap milik Maung Bandung.
Konsistensi performa, kedalaman skuad, dan kepemimpinan pelatih Bojan Hodak menjadi fondasi keberhasilan Persib dalam mempertahankan gelar.