Suara.com - Bek keturunan Indonesia, Mees Hilgers sudah tak sabar bertanding di Jakarta membela Timnas Indonesia melawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski telah mencatat tiga penampilan bersama timnas Indonesia, Hilgers mengungkapkan bahwa dirinya belum pernah merasakan atmosfer megah di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Keinginan untuk tampil di stadion legendaris itu pun masih menjadi impian yang belum terwujud.

Pemain berusia 23 tahun tersebut terakhir kali membela timnas dalam laga tandang melawan Australia.
Namun, saat Indonesia menjamu Bahrain, Mees Hilgers harus menepi karena cedera yang dialaminya.
Absennya dalam laga kandang membuatnya belum mendapatkan pengalaman langsung merasakan dukungan puluhan ribu suporter Garuda di SUGBK.
Meski belum pernah bermain di Jakarta, Hilgers mengaku pernah menginap di ibu kota. Dalam kesan singkatnya, ia menggambarkan suasana Jakarta sebagai kota yang hidup dengan gairah sepak bola yang luar biasa.
Dibandingkan dengan suasana di Belanda, tempat ia membela FC Twente, atmosfer sepak bola di Indonesia disebut jauh lebih meriah dan penuh antusiasme.

"Ya aku harus hati-hati di sana," kata Mees Hilgers dilansir dari kanal YouTube FC Twente, dikutip Kamis (8/5/2025).
Baca Juga: 2 Punggawa Timnas Indonesia Tampil Baik Bersama Klub, Auto Dilirik Patrick Kluivert?
Nama Mees Hilgers memang semakin dikenal luas sejak resmi menjadi bagian dari skuad Garuda.
Kepopulerannya pun menjalar cepat di kalangan penggemar.
Ia mengaku cukup terkejut dengan besarnya perhatian masyarakat terhadap dirinya, terutama ketika sedang berada di Indonesia untuk menjalani tugas bersama timnas.
Menurut pengalamannya, di Indonesia, antusiasme terhadap dirinya sangat besar hingga ia harus lebih berhati-hati saat berada di tempat umum.
Mees Hilgers juga mengungkapkan bahwa meskipun tingkat fanatisme suporter Indonesia tinggi, mereka tetap menunjukkan rasa hormat dan dukungan yang positif.
Situasi ini membuat dirinya merasa nyaman dan disambut hangat setiap kali berada di Tanah Air.
Namun, demi keamanan dan kelancaran aktivitas, ia mengaku lebih tenang saat ditemani oleh petugas pengamanan.
"Tapi di Indonesia, lebih baik ditemani pengawal keamanan. Tapi mereka sangat respek di sana, jadi mereka mendekatimu dengan respek," jelas Mees Hilgers.
Kondisi ini cukup berbeda dari yang ia alami di Belanda.
Di markas FC Twente, De Grolsch Veste, atmosfer pertandingan memang cukup meriah, namun hanya mampu menampung sekitar 30 ribu penonton.
Bandingkan dengan SUGBK yang dapat menampung hingga 70 ribu orang, tentu atmosfer yang diharapkan Hilgers di Jakarta jauh lebih menggema dan menggetarkan jiwa.
Inilah yang membuatnya sangat menantikan kesempatan untuk tampil di stadion terbesar di Indonesia tersebut.
Menjadi bagian dari tim nasional tentu memiliki tantangan tersendiri.
Perbedaan antara bermain di level klub dan negara tidak hanya terletak pada strategi atau rekan setim, tetapi juga pada energi yang dibawa para pendukung di tribun.
Mees Hilgers mengaku, energi dari suporter Indonesia terasa begitu kuat dan memberikan dorongan semangat yang berbeda saat berlaga di lapangan.
Sebagai pemain keturunan Indonesia yang merumput di Eropa, Mees Hilgers termasuk salah satu dari beberapa nama yang mendapat perhatian lebih dari publik sepak bola nasional.
Ia berada dalam generasi pemain diaspora yang mulai memperkuat Garuda, seiring dengan usaha PSSI membangun kekuatan timnas dengan menggabungkan bakat lokal dan keturunan luar negeri.
Partisipasi Hilgers bersama timnas juga menjadi sinyal positif bagi pengembangan kualitas skuad Merah Putih.
Kehadirannya di lini belakang memberi warna baru dalam pola permainan, terutama dengan pengalaman bermain di liga Belanda yang kompetitif.
Ke depan, apabila kondisi fisiknya pulih dan ia mendapatkan kesempatan, laga di SUGBK bisa menjadi debut kandang yang berkesan dan dinantikan oleh para pendukung Garuda.
Melihat potensinya, bukan tidak mungkin Mees Hilgers akan menjadi salah satu andalan utama timnas di masa mendatang.
Apalagi, dengan semangat dan rasa cintanya terhadap Indonesia, ia diprediksi akan memberikan kontribusi maksimal baik di atas lapangan maupun sebagai representasi kebanggaan diaspora Indonesia di kancah internasional.