Beberapa peluang penting berhasil diciptakan, namun efektivitas di kotak penalti menjadi faktor penentu.
Ia mengakui bahwa timnya harus lebih tajam dalam penyelesaian akhir dan tidak boleh lengah dalam bertahan.
PSG yang tampil di hadapan pendukungnya sendiri menunjukkan efisiensi yang tinggi.
Meski penguasaan bola Arsenal cukup baik, PSG mampu memanfaatkan celah dan mencetak dua gol penting.
Gol balasan dari Arsenal tak cukup untuk membalikkan keadaan, sehingga mereka harus menerima kenyataan tersingkir.
Kegagalan ini tentu menjadi pelajaran besar bagi manajer Mikel Arteta dan para pemainnya.
Arsenal saat ini tengah menjalani transformasi besar untuk kembali menjadi kekuatan dominan di Eropa.
Dalam dua musim terakhir, peningkatan performa mereka terlihat nyata, baik di Premier League maupun di kompetisi Eropa.
Secara taktis, lini tengah yang dikomandoi Odegaard telah memberikan kestabilan dalam permainan Arsenal musim ini.
Baca Juga: Mikel Arteta Kesal dengan Kiper yang Bikin Emil Audero Bela Timnas Indonesia
Namun, di level tertinggi seperti semifinal Liga Champions, detail kecil seperti efektivitas di area kotak penalti menjadi pembeda.
Odegaard sendiri tampil sebagai sosok pemimpin yang memberi contoh semangat juang tinggi dan sikap profesional dalam menghadapi hasil negatif.
Ke depan, Arsenal dipastikan akan fokus untuk menyelesaikan musim domestik dengan baik dan kembali mengamankan tiket Liga Champions untuk musim depan.
Dengan skuad muda dan penuh potensi, mereka diyakini akan kembali mencoba menaklukkan Eropa di musim-musim berikutnya.
Sebagai salah satu pemain kunci, Odegaard menyerukan agar para pemain tetap percaya diri dan menjadikan kegagalan ini sebagai bahan bakar untuk meraih kesuksesan yang lebih besar.
Ia yakin, dengan kerja keras dan kebersamaan tim, Arsenal bisa kembali lebih kuat dan meraih trofi yang telah lama dinanti.