Kasus seperti ini juga menandakan bahwa FIFA semakin tegas dalam mengontrol perilaku suporter.
Negara-negara lain pun pernah menerima sanksi serupa, termasuk denda dan pertandingan tanpa penonton, yang bertujuan menumbuhkan budaya stadion yang sehat dan inklusif.
PSSI kini berada dalam posisi penting untuk tidak hanya menjalankan sanksi secara administratif, namun juga menjadikan momentum ini sebagai titik awal untuk membenahi edukasi suporter.
Pembinaan terhadap komunitas suporter, kampanye antirasisme di tingkat lokal, hingga kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil bisa menjadi langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Indonesia, sebagai negara dengan basis penggemar sepak bola yang besar dan fanatik, memiliki potensi untuk menjadi contoh baik dalam menyuarakan semangat fair play dan keberagaman. Diperlukan sinergi antara federasi, klub, dan pendukung untuk menciptakan suasana sepak bola nasional yang lebih beradab, positif, dan inklusif.