Suara.com - Laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia vs China diprediksi menjadi pertarungan menarik, tak hanya dari sisi strategi, tetapi juga dari karakter skuad masing-masing tim.
Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, pada Kamis, 5 Juni 2025.
Jika menilik komposisi pemain, pertandingan ini mempertemukan dua tim dengan pendekatan usia yang sangat kontras.
Timnas Indonesia yang kini berada di bawah komando pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, tampil dengan kekuatan muda.
Rata-rata usia pemain Indonesia hanya berada di angka 25,7 tahun, sebuah indikasi kuat bahwa skuad Garuda sedang menjalani proses regenerasi.
Di sisi lain, Timnas China justru mengusung kekuatan berpengalaman. Dengan rata-rata usia pemain mencapai 28,2 tahun, skuad asuhan Branko Ivankovic ini terlihat lebih matang secara usia dan, tentu saja, lebih kaya pengalaman di level internasional.
Perbedaan Filosofi: Regenerasi vs Kematangan

Kluivert memilih jalur pembinaan jangka panjang, dengan memberikan kesempatan pada pemain muda seperti Marselino Ferdinan dan Hokky Caraka untuk berkembang di level tertinggi.
Marselino bahkan menjadi salah satu pemain muda yang paling konsisten mendapatkan menit bermain, bersama Justin Hubner.
Baca Juga: Selamat Datang! Dean James Bagikan Kabar Baik Jelang Timnas Indonesia vs China
Namun, sejumlah talenta lain seperti Ivar Jenner dan Muhammad Ferarri masih harus bersaing ketat untuk mendapatkan tempat utama.
Hanya ada tiga pemain Indonesia berusia di atas 30 tahun dalam skuad kali ini: Joey Pelupessy, Thom Haye, dan Sandy Walsh.
Menariknya, Jordi Amat yang sebelumnya menjadi andalan lini belakang justru tidak dipanggil dalam skuad terakhir.
Pemain senior lainnya seperti Emil Audero, Kevin Diks, dan Calvin Verdonk memang telah punya pengalaman Eropa, namun mereka masih berusia di bawah 30 tahun.
![Timnas Indonesia vs China: Pemanggilan 50 Pemain hingga Kudeta Pelatih [Instagram @chinafootballassociation]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/08/99008-timnas-indonesia-vs-china.jpg)
Sebaliknya, China datang dengan kekuatan veteran yang sudah sangat kenyang pengalaman internasional.
Nama-nama seperti kiper Dalei Wang (36 tahun), Liu Dianzou (34 tahun), dan Yan Yunling (34 tahun) menjadi pilar utama pertahanan.
Dari total 29 pemain yang dibawa, lebih dari separuhnya merupakan pemain berusia 30 tahun ke atas.
Pelatih Branko Ivankovic tampaknya memang mengutamakan kestabilan dan kedewasaan dalam bermain.
Ia hanya membawa empat pemain muda, dan hanya dua di antaranya — Behram Abduweli dan Yudong Wang — yang mendapat kesempatan tampil dalam laga-laga sebelumnya melawan Australia dan Arab Saudi.
Perbedaan filosofi antar kedua tim ini menciptakan dinamika menarik di lapangan.
Skuad muda Indonesia memang punya semangat juang tinggi dan stamina yang luar biasa.
Namun, mereka harus mewaspadai ketenangan serta kecermatan taktikal para pemain senior China.
Faktor kedewasaan dan kematangan dalam mengambil keputusan di tengah tekanan bisa menjadi pembeda dalam pertandingan nanti.
Timnas China jelas akan mengandalkan pengalaman untuk mengendalikan tempo permainan, sementara Garuda Muda harus bisa menyeimbangkan energi mereka dengan kedisiplinan tinggi dan fokus sepanjang laga.
Pertandingan ini bisa menjadi momen pembuktian bagi generasi muda Indonesia bahwa mereka mampu bersaing di level tertinggi Asia.
Jika mampu menunjukkan performa solid dan tidak terpancing permainan lambat khas tim-tim berpengalaman, peluang untuk meraih hasil positif tetap terbuka.
Kemenangan atas China tentu akan menjadi langkah besar dalam misi Indonesia menuju Piala Dunia 2026.
Namun, untuk mencapainya, skuad Garuda harus tampil tanpa cela, menjaga konsentrasi, serta mampu mengimbangi kedewasaan lawan dalam setiap aspek permainan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam