"Kami akan meminta pihak kepolisian untuk usut tuntas siapa pelaku dan apa motifnya. Ini bukan tentang pecahnya kaca di bus, tapi ini sudah melukai apa yang kami perjuangkan selama ini. Kami ingin mengelola ini dengan baik dan kami juga harus tetap sportif," kata Ali Rifki dalam video yang diunggah Instagram Arema FC, Senin (12/5/2025).
Manajemen Arema FC pun menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada pihak Persik Kediri dan seluruh pendukung mereka.
Mereka menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi di luar kendali panitia pelaksana (panpel) yang telah menyusun rencana dan simulasi keamanan sejak awal laga.
Panpel pertandingan mengaku sudah menyiapkan pertandingan dengan prosedur yang matang, mulai dari koordinasi keamanan, skema pengamanan pemain, hingga alur keluar stadion bagi tim tamu.
Namun demikian, insiden di luar area stadion saat bus melintas menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Yang menambah ironi dalam peristiwa ini adalah fakta bahwa pertandingan tersebut merupakan momen kembalinya Arema FC bermain di Stadion Kanjuruhan setelah hampir dua tahun.
Terakhir kali mereka tampil di stadion ini adalah sebelum tragedi besar yang mengguncang dunia sepak bola Indonesia pada 1 Oktober 2022, yang dikenal sebagai Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut mendorong pemerintah melakukan renovasi besar-besaran terhadap Stadion Kanjuruhan, dengan anggaran mencapai Rp365 miliar.
Arema FC akhirnya bisa kembali menggunakan stadion tersebut sebagai kandang mereka setelah melalui masa transisi yang panjang dan penuh luka.
Baca Juga: Sebelum Dilempari Batu, Pemain Persik Kirim Doa di Pintu 13 untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Namun, bukannya menjadi momen kebangkitan, laga perdana ini justru diwarnai insiden memalukan.