Suara.com - Menjelang laga krusial Timnas Indonesia kontra China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, bek naturalisasi Mees Hilgers justru menuai sorotan negatif di Belanda.
Penyebabnya bukan soal teknis semata, tapi karena dianggap tidak memiliki “gogme”. Apa sebenarnya arti dari istilah tersebut?
Istilah gogme berasal dari bahasa Belanda yang merujuk pada kecerdasan bermain, insting taktikal, dan kemampuan mengambil keputusan yang cerdas di lapangan.
Singkatnya, seorang pemain yang punya gogme tahu kapan harus mengambil risiko, membaca permainan, dan menjaga disiplin posisi—terutama di momen-momen krusial.
Sayangnya, Hilgers justru dianggap tidak menunjukkan hal itu saat membela klubnya, FC Twente, dalam laga pamungkas Eredivisie 2024/2025 kontra Ajax Amsterdam pada Minggu (18/5/2025).
Dalam pertandingan penting untuk perebutan tiket ke kompetisi Eropa itu, FC Twente takluk 0-2, dan kesalahan fatal Hilgers jadi sorotan utama.
Pada babak pertama, Mees Hilgers melakukan pelanggaran yang dinilai sembrono di dekat area penalti, memberi Ajax peluang emas dari bola mati.
Tanpa ampun, Jordan Henderson mengeksekusi tendangan bebas tersebut dan membawa Ajax unggul lebih dulu.
Blunder itu berujung pada keputusan pelatih FC Twente, Joseph Oosting, untuk menarik keluar Hilgers saat jeda babak pertama.
Baca Juga: Bawahan Erick Thohir Bongkar Alasan Elkan Baggott Tolak Bela Timnas Indonesia karena Masalah Ini
Pelatih asal Belanda itu tak menutupi kekecewaannya. Dalam wawancara dengan ESPN, Oosting menyebut kesalahan Hilgers sebagai bentuk kurangnya kecerdasan bermain, atau dengan kata lain, minimnya gogme.
"Gol pertama terjadi karena pelanggaran yang sangat bodoh. Ini bentuk kurangnya kecerdasan bermain. Di level tertinggi, kesalahan seperti ini pasti dihukum," kata Joseph Oosting.
Tak hanya dari sisi pelatih, kritik tajam juga datang dari analis sepak bola Kenneth Perez.
Dalam program pascalaga di ESPN, Perez menyebut aksi Hilgers “terbelakang” dan mempertanyakan sikap sang pemain yang dinilainya mulai terlena usai dipanggil ke Timnas Indonesia.
“Dia bermain seolah dirinya bintang dunia, tapi tak mampu mengimbangi pemain seperti Brobbey. Dia kehilangan bola dengan mudah dan seakan tak berpikir,” ujar Perez seperti dikutip dari Twente Insite.
Imbas Mentalitas ke Timnas Indonesia?
![Mees Hilgers kembali dianggap bodoh. Setelah oleh pundit Denmark, tudingan itu kini diamini oleh pelatihnya sendiri di FC Twente, Joseph Oosting. [Dok. IG Mees Hilgers]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/20/99831-mees-hilgers.jpg)
Kritik soal gogme ini tentu menjadi sinyal bahaya, apalagi Hilgers dijadwalkan bergabung dengan pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia di Bali mulai 26 Mei 2025.
Ia masuk dalam daftar 32 pemain yang dipanggil oleh pelatih Shin Tae-yong untuk persiapan menghadapi dua laga hidup-mati melawan China (5 Juni) dan Jepang (10 Juni).
Kedua pertandingan ini akan sangat menentukan posisi akhir Indonesia di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Target realistisnya adalah finis di posisi empat besar agar tetap punya peluang lolos ke putaran berikutnya.
Dengan kondisi tersebut, publik tentu berharap para pemain dalam kondisi mental dan fisik terbaik.
Namun performa Hilgers yang belakangan ini menurun, ditambah kritik pedas soal kecerdasannya dalam bermain, membuat sebagian pihak khawatir akan kontribusinya di lini belakang Garuda.
Kendati demikian, masih ada harapan agar Mees Hilgers bisa memperbaiki performanya.
Kenneth Perez sendiri menekankan pentingnya belajar dari kesalahan dan menunjukkan kedewasaan sebagai pemain profesional.
“Sebagai bek, kamu bukan hanya butuh fisik, tapi juga otak. Jangan biarkan kesalahan kecil menghancurkan keseluruhan permainan,” tutur Perez.
Pelatih FC Twente, Joseph Oosting, juga menyiratkan bahwa masih ada ruang untuk evaluasi tim secara menyeluruh jelang laga play-off Eropa melawan NEC Nijmegen (23 Mei).
Hilgers kemungkinan besar masih akan diberi kesempatan untuk menebus kesalahan.
Namun tantangan sesungguhnya akan datang saat dia mengenakan seragam Merah Putih.
Mampukah Hilgers menjawab keraguan soal minimnya gogme dan menjelma menjadi pilar tangguh di lini belakang Timnas Indonesia?