Sesuai namanya, tugas utama pemandu bakat adalah mencari bakat-bakat atau talenta di dunia sepak bola dari tingkat bawah, seperti yang dilansir dari Soccer Interaction.
Talenta-talenta yang dicari pun bukanlah talenta yang sedap dipandang mata. Pemandu bakat juga harus memahami kualitas pemain, apakah pemain itu bisa sampai level teratas atau tidak.
Tak hanya mendeteksi pemain bertalenta, pemandu bakat juga harus mengamati kinerja pemain di setiap sesi, entah itu pertandingan maupun latihan.
![Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapakan Tulang Kering Anda [Dok Pribadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/43282-simon-tahamata.jpg)
Sebagai contoh salah satu pemandu bakat terbaik di dunia sepak bola adalah Piet de Visser. Pria asal Belanda ini adalah sosok yang menemukan talenta-talenta hebat dari seluruh penjuru dunia.
Mantan tangan kanan Roman Abramovich di Chelsea ini menjadi sosok yang menemukan talenta top seperti Ronaldo Nazario, Ruud Van Nistelrooy, Neymar, David Luiz, hingga Kevin De Bruyne.
Berkat pengamatannya, para pemain itu kemudian direkomendasikannya ke klub-klub top seperti PSV Eindhoven dan Chelsea, hingga akhirnya para pemain itu bisa menjadi pemain besar.
Berkaca dari kisah Piet de Visser itu, maka tugas Simon Tahamata pun sama, yakni mengidentifikasi pemain yang akan direkomendasikannya untuk Timnas Indonesia.
Tak hanya pemain keturunan di Belanda saja, Simon Tahamata juga bertugas melihat talenta dalam negeri dan juga para pemain keturunan di negara lainnya.
Tujuan utamanya adalah memberikan talenta-talenta terbaik ke PSSI untuk dimasukkan dan membawa Timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional.
Baca Juga: Here We Go! 4 Calon Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia, Ada Kiper Sparta Rotterdam
Simon Tahamata pun tampaknya tak akan kesulitan untuk mengidentifikasi talenta-talenta dalam jabatan barunya sebagai pemandu bakat Timnas Indonesia.
Pasalnya, Simon Tahamata punya kiprah apik sebagai pelatih tim muda, yakni bersama Standard Liege dan Germinal Beerschot Antwerpen di Belgia, Ajax Amsterdam di Belanda, dan Al Ahli di Arab Saudi.
Simon Tahamata, sosok berpengalaman berdarah Maluku-Belanda, diamanahi peran penting dalam proses scouting nasional.