Suara.com - Manchester United memulai tur pramusim mereka di Asia Tenggara dengan hasil yang mengecewakan. Bertanding melawan ASEAN All Stars di Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia, Rabu (28/5/2025) malam WIB, skuad asuhan Ruben Amorim harus menelan kekalahan tipis 0-1.
Hasil ini menjadi alarm dini bagi klub berjuluk Setan Merah yang tengah mempersiapkan skuad menjelang musim baru Premier League.
Pertandingan ini menjadi sorotan karena merupakan bagian dari kampanye promosi global klub Inggris tersebut. Namun, performa Manchester United di atas lapangan justru jauh dari ekspektasi.
Menghadapi kombinasi pemain terbaik dari Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN All Stars, MU gagal menunjukkan dominasi, bahkan kerap kesulitan mengembangkan permainan.
Sejak menit-menit awal, Manchester United sudah harus berjibaku menembus barisan pertahanan ASEAN All Stars yang tampil solid dengan lima pemain belakang.
Selama 15 menit pertama, tekanan yang coba dibangun MU selalu kandas sebelum memasuki kotak penalti lawan. Strategi bertahan rapat dari tim ASEAN membuat Setan Merah tampak frustrasi.
Serangan balik cepat menjadi senjata utama ASEAN All Stars. Pada menit ke-17, Nguyen Hai Long membuka peluang pertama yang membahayakan gawang MU.
Tembakan jarak jauhnya sempat membuat lini pertahanan MU panik, meski akhirnya hanya berujung sepak pojok.
Di sisi lain, Manchester United merespons dengan percobaan dari Casemiro pada menit ke-22, namun arah bola masih jauh dari sasaran.
Baca Juga: MU vs ASEAN All Stars: Ingar Bingar Pesta Sepak Bola yang Digagalkan Tuan Rumahnya Sendiri
Tim gabungan ASEAN kembali menebar ancaman di menit ke-26 lewat Sandro Reyes. Tembakannya mengarah langsung ke gawang, tapi masih mampu ditepis oleh kiper Andre Onana.
Dua menit berselang, Reyes kembali menciptakan peluang dengan sepakan mendatar yang menguji ketangkasan Onana dalam menjaga gawangnya tetap aman.
Meski mencoba beberapa variasi serangan, termasuk melalui Kobbie Mainoo yang melepaskan tembakan dari luar kotak penalti di menit ke-35, Manchester United tetap belum bisa mencetak gol.
Babak pertama pun berakhir tanpa gol, mencerminkan ketidakefektifan lini depan MU dalam memanfaatkan penguasaan bola.
Memasuki babak kedua, ASEAN All Stars tampil lebih percaya diri. Dalam sepuluh menit awal, mereka mulai mengontrol permainan dan menaikkan garis pertahanan.
Manchester United terlihat kesulitan menyesuaikan ritme, bahkan kehilangan kendali atas jalannya pertandingan.
Setelah satu jam berlalu, belum ada gol tercipta, dan tempo permainan melambat. Manchester United gagal menciptakan peluang yang benar-benar mengancam, memperlihatkan minimnya kreativitas di lini tengah.
Kesempatan justru datang bagi ASEAN All Stars pada menit ke-71.
Maung Maung Lwin berhasil memanfaatkan celah pertahanan MU dan mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut. Dia menyambut umpan terobosan dengan sepakan akurat yang tak mampu dihentikan Tom Heaton, kiper pengganti di babak kedua.
Gol itu menjadi pembeda sekaligus penentu kekalahan MU. Hingga peluit panjang berbunyi, tim asal Inggris tersebut tidak bisa bangkit.
Serangan-serangan mereka tak terkoordinasi dengan baik, dan peluang emas nyaris tidak tercipta sepanjang 90 menit.
Kekalahan ini jelas bukan hasil yang diharapkan oleh Manchester United dalam tur pramusim yang bertujuan membangun chemistry tim dan meningkatkan kepercayaan diri.
Dengan skuad bertabur bintang, hasil minor ini menyoroti pekerjaan rumah besar bagi Amorim, terutama dalam meracik taktik menyerang yang lebih efektif.
Secara historis, laga pramusim memang sering dijadikan ajang eksperimen. Namun, kekalahan dari tim regional seperti ASEAN All Stars tetap meninggalkan catatan tersendiri.
Di sisi lain, kemenangan ini menjadi prestasi membanggakan bagi ASEAN All Stars, menunjukkan bahwa perkembangan sepak bola Asia Tenggara patut diperhitungkan di level internasional.