Suara.com - Ketidakhadiran Elkan Baggott dalam skuad Timnas Indonesia kembali menjadi sorotan publik sepak bola Tanah Air. Dalam menyikapi hal ini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan pentingnya menghormati keputusan pribadi setiap pemain, termasuk Elkan yang kali ini memilih untuk tidak bergabung dalam agenda pertandingan bersama Garuda.
Menurut Erick Thohir, setiap pesepakbola profesional memiliki hak dan pertimbangan tersendiri terkait kelanjutan karier mereka.
Ketika seorang pemain memilih untuk mendahulukan kepentingan klub atau masa depan profesionalnya, hal itu tidak semestinya menjadi alasan untuk dijatuhkan oleh pendukung.

Sebaliknya, suporter diharapkan bisa memahami bahwa pemain memiliki situasi dan dinamika yang berbeda.
Erick mengingatkan bahwa Elkan Baggott bukanlah sosok asing dalam perjuangan Timnas Indonesia.
Ia pernah tampil dan memberikan kontribusi penting dalam sejumlah pertandingan internasional bersama skuad Merah Putih.
Oleh karena itu, meskipun kali ini Elkan absen, jasa-jasanya terhadap tim tetap patut diapresiasi.
"Masing-masing pemain kan punya pilihan. Ketika Elkan Baggot memprioritaskan tentu pribadi dan klubnya. Kita nggak boleh juga nyinyir, nggak boleh zalim, nggak boleh memojokkan dia," kata Erick Thohir di Bali, Jumat (30/5/2025)
PSSI juga membuka pintu bagi kemungkinan kembalinya Elkan ke dalam skuad nasional.
Baca Juga: Ketagihan Kalahkan Manchester United, Kakang Rudianto Berminat Merumput di Eropa
![Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert akhirnya buka suara soal polemik tidak dipanggilnya Elkan Baggott. [Instagram Elkan Baggott]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/26/60904-elkan-baggott.jpg)
Jika suatu saat ia merasa siap untuk memperkuat Timnas kembali dan tim pelatih memberikan persetujuan, PSSI akan menyambutnya dengan tangan terbuka.
Pendekatan ini mencerminkan sikap terbuka federasi terhadap pemain diaspora, selama mereka memiliki komitmen untuk memperkuat tim secara maksimal.
Situasi ini tak lepas dari pernyataan pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.
Dalam wawancaranya, Kluivert menjelaskan bahwa dirinya telah berbincang langsung dengan Elkan sebelum pertandingan melawan Australia dan Bahrain.
Dalam percakapan tersebut, Elkan menyampaikan kekhawatirannya akan kehilangan posisi di klub jika harus absen untuk membela Timnas. Keputusan itu diambil dengan pertimbangan matang, menyesuaikan dengan fase kariernya saat ini.
Keputusan Elkan seharusnya tidak memicu respons negatif dari publik, terutama di media sosial.
Erick Thohir meminta para suporter dan netizen untuk tidak membully atau menyudutkan pemain yang mengambil keputusan sulit seperti ini.
Sebab tekanan yang berlebihan justru bisa memengaruhi mental pemain dan memperburuk suasana yang sedang dibangun antara PSSI dan pemain diaspora.
Di tengah ambisi besar Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026, peran pemain yang bermain di luar negeri memang sangat dinantikan.
Namun, pengelolaan emosi dan ekspektasi publik menjadi kunci agar proses pembangunan tim tetap berjalan tanpa friksi yang merugikan.
Fenomena pemain memilih klub ketimbang timnas bukanlah hal baru dalam dunia sepak bola. Di berbagai belahan dunia, banyak pemain muda yang memprioritaskan stabilitas posisi mereka di klub sebagai pondasi jangka panjang.
Terlebih lagi, kompetisi di level klub yang padat dan kompetitif sering kali membuat pemain harus mengambil keputusan strategis.
Kehadiran pemain seperti Elkan Baggott tetap menjadi aset penting bagi Timnas Indonesia.
Oleh karena itu, strategi komunikasi yang baik dan saling menghargai menjadi elemen krusial dalam menjaga hubungan jangka panjang antara federasi dan pemain.
PSSI pun menyatakan siap terus menjalin komunikasi dengan para pemain diaspora agar tetap merasa menjadi bagian dari proyek besar kebangkitan sepak bola nasional.
Dengan latar belakang tersebut, polemik absennya Elkan Baggott seharusnya tidak dijadikan ajang saling menyalahkan. Justru, ini menjadi momen refleksi bersama untuk membangun atmosfer sepak bola yang lebih sehat dan suportif.