Meski sudah unggul dua gol di babak pertama, intensitas serangan PSG sama sekali tidak menurun.
Tim asuhan Luis Enrique tersebut tampil konsisten dan agresif sejak awal babak kedua.
Pada menit ke-47, Khvicha Kvaratskhelia nyaris memperbesar keunggulan setelah menembus kotak penalti Inter, meski tembakannya masih belum tepat sasaran.
Sejarah PSG
Kemenangan meyakinkan ini tidak hanya mencetak sejarah, tapi juga menjadi jawaban atas kritik yang selama ini menyebut PSG sebagai klub yang gagal memanfaatkan skuad bertabur bintang.
Sejak diambil alih oleh Qatar Sports Investments pada 2011, PSG telah menginvestasikan miliaran euro untuk meraih gelar prestisius ini.
Kini, perjuangan panjang tersebut akhirnya membuahkan hasil nyata.
Mereka mengakhiri penantian panjang dengan cara yang spektakuler: mencetak lima gol tanpa balas di partai final, melawan tim sekelas Inter Milan yang juga tampil konsisten sepanjang musim.
Keberhasilan meraih gelar ini membuka peluang baru bagi PSG untuk memperkuat dominasinya di kancah Eropa.
Baca Juga: China Alhamdulillah Pemain Keturunan Timnas Indonesia 1,85 Meter Nyatakan Mundur
Dengan materi pemain muda berbakat yang terus berkembang dan manajemen yang stabil, PSG diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan baru di Liga Champions dalam beberapa tahun mendatang.
Di sisi lain, Inter Milan harus melakukan evaluasi menyeluruh atas performa mereka di final.
Meski berhasil mencapai laga puncak, kekalahan telak ini menunjukkan bahwa masih ada jarak kualitas yang harus dikejar untuk bersaing dengan klub-klub papan atas Eropa.
Kemenangan ini juga mencerminkan strategi jitu yang diterapkan oleh tim pelatih.
PSG menurunkan kombinasi pemain muda dan berpengalaman dalam formasi menyerang.
Di lini belakang, kehadiran Marquinhos dan Nuno Mendes membuat serangan Inter tumpul.