Alasan Simon Tahamata Mau Gabung Timnas Indonesia: Tidak Ada Politik!

Selasa, 03 Juni 2025 | 05:50 WIB
Alasan Simon Tahamata Mau Gabung Timnas Indonesia: Tidak Ada Politik!
Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Simon Tahamata buka suara menerima tawaran PSSI sebagai kepala pemandu bakat sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah politik.

Untuk diketahui, latar belakang Simon Tahamata sebagai orang Maluku di Belanda tak bisa dipisahkan dari gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Dalam sejumlah kesempatan, Simon Tahamata sempat menyatakan dukungannya pada gerakan RMS.

Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Simon mengatakan menerima tawaran PSSI murni karena miliki talenta, selain memang ada ajakan dari Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.

"Saya di sini karena Indonesia punya talent, dan coach Patrick tanya saya, mungkin kali saya mau ikut dengan Patrick di sini (Timnas Indonesia)," cerita Simon kepada awak media termasuk Suara.com di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025).

"Saya bisa kembali ke Ajax, tetapi kami (Simon) mau pulang kembali di sini, saya ingin tolong Patrick dengan dia dan teman-teman di sini, jadi kami ada di sini untuk tolong Indonesia dan juga untuk anak-anak muda," ia menjelaskan.

Lebih lanjut, Simon menjelaskan ingin membantu rekan-rekannya sesama dari Belanda dan juga Ajax Amsterdam.

Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Kita (pembinaan) di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, di sini di bawah 13, 15 anak, itu sudah terlambat," ia menjelaskan.

Oleh sebab itu, Simon menegaskan sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik dari keinginannya membantu Timnas Indonesia.

Baca Juga: COVID-19 Hantui Timnas Indonesia vs China

"Jadi kami bawa (banyak eks) Ajax di sini untuk tolong Indonesia, Timnas mau bermain di Piala Dunia, dari itu saya di sini," ia menambahkan.

"Saya tak ada politik, saya ini buat sport (olahraga, sepak bola), saya mau Indonesia ke muka (terkenal di mata dunia), dan tanah Indonesia ini akan besar," tutupnya.

Simon Tahamata dan RMS

Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Simon Tahamata tak bisa dilepaskan dari gerakan RMS di Belanda.

Pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana atau yang kerap disapa Coach Justin sempat mengatakan dengan jelas, Simon sangat RMS.

"Gua beberapa kali bertemu Tamata. Tahu di mana? di pesta RMS. Dia (Simon Tahamata) itu RMS banget," kata Coach Justin di kanal Youtube Sport77.

Pernyataan dari coach Justin ini bukan hoax.

Simon sejak pensiun kerap menyuarakan soal kemerdekaan Maluku. Hal ini sempat ia sampaikan dengan terang benderang pada wawancara tahun 2018.

Simon menegaskan orang-orang Maluku di Belanda tetap pada cita-cita yakni menjadi negara merdeka.

Simon bilang negara Maluku merdeka ialah janji dari pemerintah Belanda.

"Demi cita-cita kami, yakni negara Maluku yang merdeka, seperti yang dijanjikan pemerintah Belanda kepada kami," kata Simon kepada panorama.nl.

Di kesempatan yang lain, Simon menegaskan bahwa perjuangan RMS untuk membentuk negara merdeka hanya Tuhan yang tahu kapan bisa terwujud.

"Hanya Dia (Tuhan) yang tahu kapan impian RMS akan menjadi kenyataan. Saya harus tetap percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Meskipun aku mungkin tidak mengalaminya seumur hidupku."

"Untuk generasi ketiga dan keempat Maluku harus bisa memastikan bahwa mereka siap untuk menjadi negara. Jadi penting bagi mereka untuk dibesarkan dengan kualitas dan kemampuan bagus," jelas Simon kepada AD.nl pada 2017.

Bahkan Simon sempat mengatakan bahwa ia bisa saja menjadi salah satu anggota pembajak kereta di peristiwa De Punt.

"Saya mungkin bisa jadi salah satu pembajaknya," ungkap Simon seperti dilansir dari vanderleymedia.nl

"Saya berusia 19 tahun saat pembajakan pertama di Wijster, umur 21 saat pembajakan di Bovensmilde dan De Punt."

"Para pemuda itu ialah para aktivis, terpaut beberapa tahun mereka lebih tua dari saya," ucap Simon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI