3 Faktor yang Bisa Membuat Rafael Struick Kesulitan Bersinar jika Main di BRI Liga 1

Irwan Febri Suara.Com
Rabu, 04 Juni 2025 | 16:59 WIB
3 Faktor yang Bisa Membuat Rafael Struick Kesulitan Bersinar jika Main di BRI Liga 1
Rafael Struick akan dua bulan nganggur tidak bermain jelang bela timnas Indonesia. (Instagram/@rafaelstruick)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick, bakal menghadapi sederet tantangan apabila benar-benar memutuskan untuk melanjutkan kariernya ke BRI Liga 1 musim depan setelah meninggalkan Liga Australia.

Ya, saat ini Rafael Struick memang tengah berstatus free-agent alias tanpa klub setelah kontraknya bersama Brisbane Roar diakhiri. Bahkan, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tak menutup kemungkinan dia melanjutkan kariernya di Indonesia.

“Sangat terbuka (pemain keturunan main di Liga 1). Kan memang Liga 1 kita sudah lebih baik,” kata Erick Thohir saat ditanya soal potensi pemain keturunan Timnas Indonesia berkarier di Liga 1 musim depan.

Struick tentu harus menyadari beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan langkahnya musim depan, terutama soal tawaran dari klub Liga 1 yang berminat untuk merekrutnya.

Berikut Suara.com menyajikan sederet alasan yang membuat Rafael Struick bakal menghadapi kesulitan apabila benar-benar memutuskan untuk berkarier bersama klub Liga 1 pada musim mendatang.

1. Perbedaan Gaya Bermain

Rafael Struick saat membela Timnas Indonesia di laga melawan Arab Saudi (the-afc.com)
Rafael Struick saat membela Timnas Indonesia di laga melawan Arab Saudi (the-afc.com)

Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan Rafael Struick jika nantinya memutuskan untuk berkarier di Indonesia ialah perbedaan gaya bermain yang cukup signifikan dibanding pengalamannya di Belanda dan Australia.

Sebab, Liga Belanda, Liga Australia (A-League), dan Liga 1 Indonesia memiliki perbedaan yang signifikan dalam gaya permainan dan intensitas. Belanda dan Australia lebih mengandalkan taktik, tempo permainan, dan organisasi tim yang lebih terstruktur.

Sementara itu, Liga 1, meskipun semakin berkembang, terkadang masih didominasi oleh gaya permainan yang lebih individualistis, kurang terorganisir secara taktik, serta tempo permainan yang cenderung fluktuatif alias naik-turun.

Baca Juga: Belajar Realistis, Sejatinya Sulit bagi Timnas Indonesia untuk Bisa Menahan Laju Australia

2. Perubahan Lingkungan

Rafael Struick berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang Korea Selatan di Piala Asia U-23 (the-afc.com)
Rafael Struick berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang Korea Selatan di Piala Asia U-23 (the-afc.com)

Selanjutnya, aspek fisik dan adaptasi lingkungan bisa menjadi tantangan besar bagi Rafael Struick. Ini bisa menjadi salah satu hambatan tersendiri bagi seorang pemain ketika pertama kali berkarier di Indonesia.

Meskipun Liga 1 semakin profesional, tuntutan perjalanan antarkota yang panjang, kondisi cuaca yang panas dan lembab di Indonesia, serta perbedaan fasilitas latihan dan medis di beberapa klub bisa mempengaruhi kebugaran dan pemulihan Struick. 

Di negara sebelumnya, Struick mungkin terbiasa dengan standar fasilitas yang lebih tinggi dan jadwal yang lebih teratur. Dia juga tidak terbiasa bermain away dari satu pulau ke pulau yang lain dalam setiap pekan.

3. Ekspektasi Tinggi

Ditinggal Rafael Struick, Brisbane Roar Diambang Bangkrut? [Dok. IG Rafael Struick]
Ditinggal Rafael Struick, Brisbane Roar Diambang Bangkrut? [Dok. IG Rafael Struick]

Sebagai pemain yang sudah menjadi langganan Timnas Indonesia, Rafael Struick bakal datang ke Liga 1 dengan ekspektasi yang sangat tinggi. Setiap gerak-geriknya akan disorot, dan ia diharapkan bisa langsung menjadi bintang serta pembeda di timnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI