Suara.com - Pertandingan sengit antara Timnas Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) berhasil menyita perhatian dunia. Kemenangan 1-0 atas raksasa Asia Timur itu bukan sekadar hasil manis di atas kertas, tapi juga menjadi bukti nyata perkembangan pesat sepak bola nasional.
Tak mengherankan bila media ternama asal Amerika Serikat, ESPN, ikut menyoroti performa luar biasa skuad Garuda di laga tersebut.
Gol tunggal yang dicetak oleh Ole Romeny lewat titik putih pada menit ke-45 menjadi titik balik permainan.

ESPN menggarisbawahi kontribusi sang pemain bukan hanya sebagai eksekutor penalti, tetapi juga sebagai penggerak utama lini depan.
Ole Romeny dinilai memiliki kecerdasan taktis yang jarang dimiliki, mampu menciptakan celah di antara barisan belakang China yang sejatinya dikenal solid.
Pergerakan tanpa bola Romeny, baik saat melebar ke sisi sayap maupun saat turun membantu lini tengah, kerap kali membingungkan pertahanan lawan.
Ini menjadi bukti bahwa pemain naturalisasi pun bisa menyatu dengan gaya permainan khas Indonesia yang cepat dan penuh dinamika.
Selain Romeny, dua pemain lokal juga mendapatkan perhatian khusus.

Ricky Kambuaya dan Yakob Sayuri disebut-sebut sebagai pilar penting dalam menjaga intensitas permainan.
Baca Juga: Sinyal Comeback! Juventus Pamer Clean Sheet Emil Audero
Performa mereka sepanjang 90 menit dianggap mencerminkan semangat juang tinggi yang kini menjadi ciri khas Timnas Indonesia.
Peran ganda Ricky, yang aktif dalam bertahan maupun membangun serangan, menambah dimensi baru bagi lini tengah Garuda.
"Romeny bukan sekadar pencetak gol, ia juga memiliki naluri tajam dalam menciptakan ruang," tulis ESPN.
"Keduanya menunjukkan kerja keras luar biasa, membuktikan bahwa talenta lokal tetap menjadi tulang punggung penting dalam tim," tulis ESPN lagi.
Di sektor pertahanan, kombinasi Jay Idzes dan Calvin Verdonk berhasil membuat lini serang China frustrasi.
Keduanya tampil disiplin dan tak segan melakukan duel keras demi mengamankan area kotak penalti.
Rizky Ridho juga tampil impresif dengan beberapa kali menggagalkan potensi serangan berbahaya dari tim lawan, menunjukkan kematangannya sebagai palang pintu utama.
Sementara itu, debut Emil Audero sebagai penjaga gawang tidak mengecewakan.
Meski berada di bawah tekanan sepanjang laga, ia mampu tampil tenang dan penuh kontrol.
Kemampuannya dalam membaca arah bola dan mengatur pertahanan memberi rasa aman bagi rekan setimnya.
Di sisi lain, Egy Maulana Vikri yang masuk sebagai pemain pengganti memberikan warna baru di sektor sayap, menunjukkan determinasi tinggi meski hanya bermain beberapa menit.
ESPN dalam ulasannya mengapresiasi kemenangan ini sebagai buah dari kombinasi strategi matang, kedalaman skuad yang merata, serta semangat kolektif yang terus menyala.
Media tersebut menekankan bahwa komposisi pemain lokal dan keturunan yang seimbang menjadi kunci sukses laga ini.
Namun, meskipun pencapaian ini patut dirayakan, ESPN mengingatkan bahwa perjalanan Indonesia belum selesai.
Pertandingan selanjutnya melawan Jepang pada 10 Juni akan menjadi ujian berat sekaligus pembuktian apakah tren positif ini bisa berlanjut di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kemenangan atas China membawa Indonesia mengoleksi 12 poin dan memastikan tiket ke babak selanjutnya.
Ini adalah kali pertama dalam sejarah Timnas Indonesia menembus fase keempat Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, sebuah pencapaian bersejarah yang tak pernah diraih sebelumnya.
Jika menengok ke belakang, performa ini menjadi jawaban atas keraguan banyak pihak terhadap proyek naturalisasi yang dijalankan PSSI.
Dengan sinergi antara pemain lokal dan keturunan, Indonesia mulai menemukan formula tim yang efektif dan kompetitif di level internasional.
Pelatih dan tim pelatih pun layak diapresiasi.
Keputusan taktis, pemilihan starting XI, serta manajemen tempo permainan terbukti efektif melawan tim yang lebih diunggulkan.
Ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia kini bukan lagi sekadar partisipan, melainkan mulai diperhitungkan dalam persaingan kawasan Asia.
Dukungan penuh dari publik di SUGBK pun menjadi elemen penting.
Ribuan suporter memberikan energi tambahan bagi para pemain untuk tampil maksimal dan menjaga fokus hingga peluit akhir dibunyikan.
Atmosfer stadion menjadi bukti bahwa euforia sepak bola nasional sedang berada di puncaknya.
Ke depan, tantangan lebih berat akan datang, namun modal mental dan strategi yang matang memberi alasan kuat untuk tetap optimis.
Dengan performa seperti ini, bukan tidak mungkin mimpi tampil di Piala Dunia 2026 perlahan menjadi kenyataan bagi Indonesia.