Suara.com - Kepala Pemandu Bakat Tim Nasional Indonesia, Simon Tahamata, kecewa dengan hasil memalukan skuat Garuda yang dibantai 6-0 oleh Jepang dalam laga lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Panasonic Suita, Osaka, Jepang, Selasa (11/6/2025).
Indonesia harus mengakui dominasi Jepang saat kalah dengan skor telah 0-6. Keenam gol tuan rumah diciptakan oleh Daitchi Kamada (15', 45+6'), Takefusa Kubo (19'), Ryoya Morishita (55'), Shuto Machino (58'), dan Mao Hosoya (80').
Setelah menonton pertandingan tersebut, Tahamata tak bisa menyembunyikan kekecewaannya dan tidak memberikan banyak komentar terkait hasil tersebut.
Mantan pemain timnas Belanda yang berdarah Maluku itu mengatakan, dalam sebuah pertandingan memang akan ada yang kalah dan yang menang.
Namun, bagi Tahamata, kekalahan skuad Garuda dari Jepang dengan skor 0-6 sangat menyakitkan.
"Ini sepak bola, kalau kalah 6-0, mau bikin apa?," kata Simon Tahamata kepada awak media usai acara nonton bersama atau nobar pertandingan timnas Indonesia melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
"(hasil) Ini tidak bagus. Six-zero, 6-0, tidak baik," katanya.
Meski demikian, Tahamata mengingatkan semua pihak agar terus menjaga solidaritas untuk terus mendukung timnas Indonesia. Kekalahan itu, kata dia, merupakan kesedihan bersama.
Laga melawan Jepang sejatinya bukan merupakan laga penentu bagi nasib Indonesia melangkah ke fase selanjutnya dalam perjuangan untuk lolos kualifikasi ke Piala Dunia 2026.
Baca Juga: Menanti Tangan Dingin Simon Tahamata: Timnas Indonesia Bakal seperti Juara Champions 4 Kali
Skuad asuhan pelatih Patrick Kluivert sudah dipastikan melaju ke putaran keempat kualifikasi Puala Dunia 2026 setelah mengamankan peringkat keempat, setelah Arab Saudi, pada klasemen akhir Grup C. Sesuai ketentuan, tim yang berada di peringkat ketiga dan keempat berhak melaju ke fase berikutnya.
Sementara, dua posisi teratas yang ditempati sudah otomatis mengantongi tiket untuk tampil di Piala Dunia 2026.
Jepang Terlalu Besar
Pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert menanggapi kekalahan telak timnya atas Jepang, karena merasa tim Samurai Biru itu "terlalu besar" untuk timnya.
Jepang, yang berada di peringkat 15 dunia, menghancurkan Indonesia yang ada di peringkat 123 dunia di Stadion Suita, Prefektur Osaka, Selasa, dengan kemenangan 6-0.
Tak sekedar meraih kemenangan, Jepang juga mendominasi penuh jalannya laga dengan 22 total tembakan dan tak memberikan kesempatan satu pun tembakan untuk Indonesia.
"Jepang terlalu besar bagi kami malam ini. Kita harus mengakuinya dan terus maju," kata Kluivert pada jumpa pers pasca pertandingan, dikutip dari rekaman audio yang diterima di Jakarta, Selasa.
Daichi Kamada (15', 45+5') dan Takefusa Kubo (19') membuat Jepang memimpin tiga gol pada babak pertama. Pada babak kedua, Kluivert melakukan perubahan, namun tak merubah signifikan jalannya pertandingan.
Anak-anak Samurai Biru itu kembali menambah tiga gol pada babak kedua melalui Ryoya Morishita (55'), Shuto Machino (58'), dan Mao Hosoya (80'). Kekalahan ini adalah kekalahan ketiga Indonesia dari Jepang sejak 2024.
Dari tiga pertandingan itu, Indonesia kebobolan 13 kali dan hanya mampu mencetak satu gol. Adapun, satu gol itu dilesatkan oleh Sandy Walsh saat tim Garuda kalah 1-3 dari Samurai Biru di Piala Asia 2023, Januari tahun lalu.
Mengomentari bagaimana jalannya pertandingan, Kluivert mengatakan anak-anak asuhnya sempat mampu meladeni permainan Jepang pada 10 menit pertama. Namun, kualitas Jepang sebagai tim langganan Piala Dunia membuat Indonesia tak berkutik setelahnya.
Piala Dunia 2026 merupakan Piala Duunia kedelapan untuk Wataru Endo dan kawan-kawan sejak debut mereka pada 1998. Pencapaian terbaik mereka di turnamen sepak bola terakbar itu adalah mencapai babak 16 besar empat kali pada 2002, 2010, 2018, dan 2022.
"Saya rasa beberapa menit pertama kami baik-baik saja. Namun, tim ini, saya juga sudah mengatakannya kemarin, memiliki banyak kualitas. Dan ini level Piala Dunia. Benar sekali. Secara individu dan kolektif. Tim yang hebat. Apa lagi yang bisa saya katakan? Tentu saja saya sangat kecewa dengan hasilnya. Juga untuk negara, Indonesia," tutup dia.
(Antara)