Seluruh pertandingan nantinya akan digelar pada 8–14 Oktober 2025. Dalam proses tersebut, pelatih Patrick Kluivert tengah diberi pekerjaan berat, yaitu mencari formula dan taktik yang mampu memberikan perlawanan maksimal, meskipun tengah di tengah tekanan yang sulit.
Banyak kalangan menyebut bahwa keputusan AFC tersebut turut memperkecil peluang tim-tim non-unggulan untuk melangkah lebih jauh.
Keuntungan tuan rumah, mulai dari aspek logistik, dukungan publik, hingga proses adaptasi cuaca, memang dapat memberikan perbedaan yang signifikan di tengah sebuah kompetisi yang tengah berjalan ketat.
Soha.vn juga menyebut bahwa keputusan tersebut merupakan sebuah keuntungan strategis yang dapat turut mempengaruhi peta kekuatan dan peluang masing-masing tim untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Kontroversi yang terjadi kemudian membuka perdebatan luas mengenai transparansi dan asas keadilan yang harus diberlakukan oleh AFC demi menjaga sportivitas dan mutu kompetisi.
Bagi Indonesia, tantangan yang tengah dihadapi memang cukup berat, tetapi bukan berarti peluang sepenuhnya tertutup.
Dalam proses kualifikasi, kerja keras, mental yang matang, taktik yang jitu, dan motivasi yang luar biasa dapat menjadi kunci penting untuk bersaing.
Dalam kondisi yang tak mudah sekalipun, bukan tak mungkin skuad Garuda mampu memberikan kejutan dan melangkah lebih jauh.
Selain masalah lokasi, aspek non-teknis juga turut menjadi perbincangan. Soha.vn menyebut bahwa perbedaan kondisi lapangan, dukungan penonton, dan proses adaptasi cuaca dapat turut menentukan nasib sebuah tim di babak penting tersebut.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Qatar Punya Rekor Ngeri di Kandang
Saat ini, para penggemar tengah menunggu drawing atau undian grup pada 17 Juli 2025 yang nantinya akan menentukan peta perjalanan masing-masing tim.
Dengan undian tersebut, Indonesia akan lebih jelas melihat calon-calon lawannya dan mencari peluang yang dapat dimanfaatkan untuk melangkah ke Piala Dunia 2026.
Kontributor : Imadudin Robani Adam