Mereka terpaksa memilih membela tim baru masing-masing. Beberapa lainnya, terutama dari Serbia, terpaksa absen dari pentas internasional akibat sanksi ini.
Pelatih legendaris Ivica Osim bahkan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih timnas pada 1992 setelah melihat kampung halamannya di Sarajevo dibombardir.
“Saya tidak bisa melatih sebuah tim ketika orang-orang saya terbunuh,” katanya dalam wawancara dengan media Austria.
Sanksi olahraga ini berlaku selama hampir 3 tahun.
Pada 1994, UEFA mulai melonggarkan sanksi dengan mengizinkan klub-klub Serbia dan Montenegro kembali bermain di kompetisi Eropa.
Pada 1996, tim nasional Yugoslavia (Serbia-Montenegro) kembali tampil di ajang internasional, dimulai dari EURO 1996 di Inggris.