Mempertahankan Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah bisa dianggap sebagai sebuah pertaruhan besar yang berisiko merusak integritas seluruh proses kualifikasi.

Langkah Darurat: Skenario Netral di Meja FIFA dan AFC
Menghadapi potensi krisis ini, beberapa skenario darurat kemungkinan besar sedang dipertimbangkan secara serius oleh para pemangku kebijakan di Zurich dan Kuala Lumpur.
Opsi yang paling logis dan paling sering diambil dalam situasi serupa adalah memindahkan venue ke negara netral.
Kawasan Asia Tenggara sering kali menjadi pilihan utama karena dianggap relatif stabil dan memiliki infrastruktur yang memadai.
Negara seperti Malaysia atau Thailand, yang punya pengalaman menggelar turnamen AFC, bisa menjadi kandidat kuat sebagai tuan rumah pengganti.
Pemindahan ke negara netral akan menghilangkan kekhawatiran terkait keamanan dan netralitas yang disebabkan oleh konflik regional.
Ini akan memastikan semua tim peserta, dari negara mana pun, dapat datang dan bertanding tanpa merasa terancam atau berada di bawah tekanan politik.
Langkah lainnya, meskipun kurang ideal, adalah tetap menyelenggarakannya di Timur Tengah, tetapi di negara yang dianggap lebih netral dalam konflik saat ini, seperti Uni Emirat Arab atau Oman.
Baca Juga: 2 Negara ASEAN Bisa Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Namun, opsi ini tetap membawa risiko karena kedekatan geografis dengan pusat konflik.
Keputusan akhir akan sangat bergantung pada laporan intelijen keamanan dan asesmen risiko yang dilakukan oleh komite khusus FIFA dan AFC.
Bagi tim-tim yang berlaga di babak ketiga, termasuk Timnas Indonesia yang berjuang untuk lolos, ketidakpastian ini menjadi variabel tambahan yang harus diwaspadai.
Lokasi babak play-off akan sangat memengaruhi persiapan logistik, aklimatisasi, dan bahkan strategi tim yang berhasil melaju ke sana.