Tarkpor kemudian bergabung dengan Persebaya Surabaya pada musim 2009–2011. Perekrutannya bahkan sempat memunculkan drama transfer antara Persebaya dan Persitara, namun Bajol Ijo berhasil mengamankan jasanya.
Tak butuh waktu lama, Tarkpor langsung mencuri perhatian publik Surabaya. Ia bahkan dipercaya menjadi kapten tim, suatu hal yang langka bagi pemain asing kala itu.
Selama dua musim membela Green Force, Tarkpor menjadi pujaan Bonekmania karena gaya bermainnya yang penuh determinasi.
Ia tercatat sebagai pemain asal Liberia pertama yang mengenakan seragam Persebaya dan berhasil menorehkan jejak istimewa dalam sejarah klub.
Warisan yang Ditinggalkan
Setelah hengkang dari Persebaya, Tarkpor melanjutkan kariernya bersama Pelita Jaya pada musim 2011–2012.
Ia berkontribusi besar membawa tim tersebut finis di posisi keenam klasemen akhir ISL dengan status sebagai salah satu tim paling produktif dalam mencetak gol.
Ia juga sempat bermain untuk Persijap Jepara pada 2014 sebelum pensiun dari dunia sepak bola pada 2015.
Di level internasional, Tarkpor mencatatkan lima penampilan bersama timnas Liberia, termasuk saat tampil di kualifikasi Piala Afrika 2012.
Kehadiran Tarkpor di Liga Indonesia menjadi salah satu bukti bahwa sepak bola Tanah Air pernah menjadi magnet bagi pemain-pemain luar negeri dengan kualitas mumpuni.
Baca Juga: Klub Spanyol Minta Rekomendasi Pemain Indonesia untuk Direkrut, Rizky Ridho Pilihan Teratas
Kabar meninggalnya Tarkpor menjadi duka mendalam tidak hanya bagi rekan-rekannya, tetapi juga bagi para pecinta sepak bola Indonesia, terutama pendukung Persebaya.
Sosoknya yang rendah hati dan kerja kerasnya di lapangan masih membekas kuat di ingatan para Bonek.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga maupun federasi sepak bola Liberia mengenai kronologi lengkap meninggalnya Tarkpor.
Namun yang pasti, dunia sepak bola Indonesia kehilangan salah satu legenda asing terbaik yang pernah mengisi warna kompetisi nasional.