Bentrok Industri dan Pembinaan Pemain, Pelatih Kawakan Kritik Regulasi 11 Pemain Asing Super League

Senin, 14 Juli 2025 | 10:48 WIB
Bentrok Industri dan Pembinaan Pemain, Pelatih Kawakan Kritik Regulasi 11 Pemain Asing Super League
Rahmad Darmawan. [Ist]

Suara.com - Pelatih kawakan Indonesia, Rahmad Darmawan kritik kebijakan regulasi 11 pemain asing di Super League 2025/2026. Menurutnya, kebijakan di edisi sebelumnya sudah cukup baik.

Sekadar informasi, Super League musim yang akan datang memang membolehkan setiap tim mendaftarkan 11 pemain asing. Namun hanya delapan saja bisa didaftarkan dalam DSP.

Jumlah tersebut meningkat dari edisi sebelumnya di mana delapan pemain bisa direkrut, tetapi 6 saja bisa dimainkan.

Regulasi ini banyak mendapat kritik dari kalangan pecinta sepak bola Tanah Air, karena bisa merugikan talenta lokal. Meski dari segi industri memang bisa meningkatkan kualitas kompetisi.

Sebagai pelatih lokal, RD lebih memilih Super League seharusnya menggunakan regulasi musim lalu. Baginya, itu sudah tepat di mana ada persaingan antara pemain asing serta talenta lokal.

"Ada dua pendekatan yang harus kita lihat di situ. Satu, industrialisasi sepak bola, yang kedua, kesempatan bermain kepada pemain," kata Rahmad Darmawan kepada awak media.

"Kalau kita bicara dua hal itu, mungkin ada kontradiktif ya, di satu sisi, kita harus mengorbankan satu hal yang berbeda."

"Tapi kalau dari saya pribadi, saya sebagai pelatih lokal, orang Indonesia, saya ingin harus mengatakan jujur dalam hati saya, memang masih menginginkan regulasi itu sama dengan tahun lalu, di mana delapan pemain asing dengan enam bermain itu sudah sangat ideal," jelasnya.

Sosok yang akrab disapa RD itu menjelaskan hadirnya delapan pemain asing semakin mempersempit ruang bagi talenta lokal menguji kemampuannya.

Baca Juga: Persik Kediri Rekrut Gelandang Berpengalaman Asal La Liga Spanyol, Imanol Garcia

Padahal ini penting untuk menjaga kontinuitas pembinaan dan kesiapan pemain Indonesia tampil di kancah internasional.

"Karena ada lima posisi yang dimaksimalkan pemain-pemain kita, bisa terus mengasah kemampuannya. Karena juga kita ada pertandingan-pertandingan yang mesti kita ikuti, seperti Asian Games, SEA Games, Piala AFF, di mana memang kepentingan pemain untuk bisa mendapatkan jam bermain di kompetisi itu sangat dibutuhkan," jelasnya.

Situasi ini bahkan semakin berat jika dikaitkan dengan regulasi wajib satu pemain U-23 yang harus tampil minimal sebagai starter selama 45 menit.

"Sekarang hanya dengan delapan pemain, tersisa hanya ada tiga berarti. Dikurangi pemain U-23 yang harus kewajiban untuk bermain satu kali 45 menit, berarti hanya ada dua kesempatan saja untuk pemain lokal," jelas eks pelatih Persija ini.

Lebih dari itu, RD berharap pihak ILeague bisa evaluasi kebijakan ini, meski ia tahu ini semua kepentingan industri sepak bola.

Tetapi, jangan sampai melupakan pembinaan talenta lokal juga penting dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI