Kekuatan Utama:
Kemampuan Adaptasi Taktis: Ini adalah kekuatan terbesar Arab Saudi di bawah Renard.
Mereka bisa bermain dengan garis pertahanan tinggi untuk menekan lawan, atau sebaliknya, duduk bertahan sangat dalam untuk memancing lawan keluar lalu menghukumnya.
Kualitas Individu Bintang Lima: Mereka memiliki pemain yang bisa menjadi pembeda kapan saja.
Salem Al-Dawsari adalah "penyihir" di sisi sayap yang diberikan kebebasan untuk berkreasi, sementara Firas al-Buraikan adalah finisher yang klinis di depan.
Transisi Cepat dan Mematikan: Saat berhasil merebut bola, mereka tidak butuh waktu lama untuk mengancam gawang lawan.
Kelemahan yang Bisa Dieksploitasi:
Inkonsistensi Performa: Meskipun mampu menciptakan kejutan besar, Arab Saudi di bawah Renard terkadang tampil di bawah standar saat menghadapi tim yang "levelnya" dianggap di bawah mereka.
Ketergantungan pada Momen Individu: Ketika serangan balik cepat mereka berhasil diredam, mereka terkadang terlalu bergantung pada sihir individu Salem Al-Dawsari.
Baca Juga: Patrick Kluivert Santai di Grup Neraka Ronde 4: Udah Kenal
Jika ia berhasil dimatikan, kreativitas mereka bisa menurun drastis.
Bagi Timnas Indonesia, menghadapi dua tim ini menuntut pendekatan yang berbeda.
Melawan Irak, kunci utamanya adalah ketenangan dalam menguasai bola untuk menghindari pressing panik dan memanfaatkan kecepatan untuk serangan balik.
Sementara melawan Arab Saudi, dibutuhkan kecerdasan taktis untuk tidak terjebak dalam perangkap mereka dan efektivitas maksimal dalam memanfaatkan setiap peluang.